Rekomendasi Analis Atas Saham-saham Bakrie yang Mulai Bangkit

Rekomendasi Analis Atas Saham-saham Bakrie yang Mulai Bangkit

Danang Sugianto - detikFinance
Rabu, 24 Jan 2018 08:33 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Beberapa saham emiten di Grup Bakrie sudah mulai aktif ditransaksikan, meskipun belum maksimal penguatannya.

Menurut Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji aktifnya saham-saham Grup Bakrie lantaran beberapa emiten telah merampungkan pengurangan utang melalui restrukturisasi.


Seperti PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang berhasil mengurangi utangnya 61% dari US$ 4,2 miliar menjadi sekitar US$ 1,6 miliar. Caranya dengan melakukan konversi utang menjadi mandatory convertible bond.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itulah salah satu katalis positif bagi penguatan harga saham BUMI," tuturnya kepada detikFinance, Selasa (23/1/2018).

Namun, menurut Nafan, belum waktunya untuk membeli saham-saham Grup Bakrie. Dia hanya merekomendasikan untuk membeli saham BUMI lantaran sudah masuk dalam indeks saham paling likuid LQ45.

"Hanya BUMI saja yang paling diperhitungkan, karena saham ini termasuk kategori LQ45," tuturnya.

Sebab seperti PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) telah merampungkan restrukturisasi utang obligasi senilai US$ 155 juta dengan bunga 8,625% yang kini nilainya sudah mencapai US$ 250 juta masih berada di zona gocap.


Begitu juga saham Grup Bakrie lainnya yang masih berada di zona gocap seperti PT Darma Henwa Tbk (DEWA), PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dan PT Capitalinc Invesment Tbk (MTFN). Kecuali jika fundamental kinerja keuangan perseroan sudah menunjukan sinyal positif.

"Khusus DEWA diperlukan katalis positif lainnya agar harga sahamnya bisa menguat secara berkesinambungan. Salah satu caranya adalah meningkatkan kinerja perusahaan," tandasnya.

(ang/ang)

Hide Ads