Mentan: Panen Raya akan Hasilkan Beras hingga 6 Juta Ton

Mentan: Panen Raya akan Hasilkan Beras hingga 6 Juta Ton

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Jumat, 26 Jan 2018 12:03 WIB
Foto: Dok Kementerian Pertanian
Jakarta - Keran impor beras sudah dibuka. Paling lambat bulan depan beras impor yang dipesan dari Vietnam dan Thailand masuk Indonesia.

Menurut Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, beras impor itu untuk mengisi kekurangan stok bulog sekitar 100.000 ton. Cuma, kata Amran, saat ini sudah memasuki musim panen raya, sehingga Bulog tak perlu khawatir dengan kekurangan pasokan.

"Ini kita sudah masuk panen raya, ini sampai dengan bulan April, itu panen terus menerus sampai April," kata Amran saat berbincang dengan detikFinance di sela-sela kegiatannya di Jawa Tengah, pekan ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Amran mengaku, dalam waktu dekat produksi beras di musim panen puncak bisa mencapai 5-6 juta ton. Jumlah itu dihasilkan dari lahan seluas 2 juta hektar yang ada di seluruh Indonesia.

"Total panen kita seluruh Indonesia, satu bulan, satu minggu 2 juta hektar, dan berasnya kurang lebih 5-6 juta ton," kata dia.

Lebih lanjut ia mengatakan, Bulog bisa memenuhi kekurangan pasokannya dari beras-beras hasil panen para petani dalam waktu tiga minggu.


"Stok kita minimum 1 juta ton, sekarang itu kurang lebih 900.000 ton, berarti kan kita hanya butuh 100.000 ton. Biasanya Bulog, itu kalau panen puncak serapannya berkisar 400.000 ton sampai 600.000 ton per bulan. Artinya, satu minggu, dua minggu, atau paling lama katakanlah kita hitung jeleknya itu tiga minggu, paling lama itu tiga minggu terpenuhi," jelasnya.

Tak hanya itu, pemerintah juga telah sepakat agar Bulog harus menyerap beras para petani sebanyak 2,2 juta ton hingga bulan Juni mendatang. Dengan demikian, kata Amran, maka pasokan beras akan tercukupi.

"Kita sepakat dalam rakor, harus menyerap minimal 2,2 juta ton sampai Juni. Kalau itu terjadi selesai semua," pungkasnya.

Amran menambahkan, di musim panen raya saat ini, harga gabah di tingkat petani juga ikut menurun. Sebelumnya, harga gabah petani mengalami kenaikan hingga membuat harga beras ikut naik.

Harga gabah petani di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah turun sebesar Rp 600 hingga Rp 1.000/kg.

"Bahwa harga gabah yang awalnya pernah memuncak Rp 6.000, bertengger di Rp 6.000, kemarin di Grobokan itu hanya Rp 5.000, turun Rp 1.000. Kemudian di Demak turun Rp 700, dan di Bojonegoro turun Rp 600," jelas Amran

Menurutnya di musim panen raya ini harga gabah turun karena pasokan bertambah.

"Itu sudah siklusnya, kalau masuk panen raya pasti turun," terangnya (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads