Clarks Indonesia mengumumkan penutupan sejumlah outlet yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Mereka menginformasikan penutupan melalui akun instagram clarks.id seminggu lalu.
Untuk penggemar sepatu berlisensi dari Inggris ini pasti merasa gundah, pasalnya pihak manajemen memang tidak memiliki toko lain, jadi ya tutup saja untuk selamanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Floren, pecinta sepatu Clarks lain Mulana (55) juga mengaku sedih merk kesayangannya tak akan ada lagi di Indonesia. "Clarks itu kualitasnya baik, makanya saya selama ini pakai Clarks. Tapi kalau mau tutup seluruhnya ya bagaimana, memang pihak manajemennya yang memutuskan," ujar dia.
Kemudian ada juga pembeli bernama Kiki dia mengaku mendatangi outlet Clarks karena informasi pengumuman diskon besar-besaran dan rencana penutupan toko.
Salah satu pegawai Clarks Senayan City, Fitri mengatakan, outlet akan tutup perkiraan pada Maret mendatang selagi menghabiskan stok. Sedangkan gerai Clarks lainnya di Indonesia akan tutup mulai Februari.
Banting Harga Mulai Dari Rp 700.000 - 2,5 Juta
Foto: Sylke Febrina Laucereno
|
Pantauan detikFinance di salah satu gerai Clarks di Senayan City, pengunjung terus berdatangan menyesaki gerai. Maklum toko Clarks memberi diskon besar-besaran hingga 80%.
Salah satunya sepatu kulit pria formal yang biasanya dijual Rp 2,5 juta kini hanya Rp 700 ribu karena dapat potongan 72%
Sepatu Clarks tipe Francis Flight ini terbuat dari bahan kulit dan sol karet berwarna hitam. Selain itu, ada juga beberapa produk sepatu lain yang dijual dengan harga miring. Seperti produk sepatu wanita berhak yang dijual dari harga Rp 2,9 juta menjadi hanya Rp 1,45 juta.
Selain diskon tersebut, Clarks juga memberikan tambahan potongan harga jika membeli lebih dari satu pasang sepatu menggunakan kartu debit atau kartu kredit. Kemudian pembeli juga bisa mendapatkan hadiah seperti USB Flasdisk hingga travelbag selama persediaan masih ada.
Besar Pasak daripada Tiang
Foto: Sylke Febrina Laucereno.
|
Manajemen dari Anglo Distrindo, Rubby Destrison mengatakan, sekitar akhir Januari 2015 atau awal Februari 2016 penjualan Clarks terus menurun. Menurutnya, turunnya daya beli masyarakat dan shifting atau pergeseran konsumsi konsumen dari offlineke online memberi dampak pada bisnis yang dijalankan.
"Kita terdampak, bahkan drop yang sampai 60% dibanding tahun sebelumnya, 2014," ujar Rubby saat berbincang dengan detikFinance.
Di sisi lain, lanjut Rubby, biaya operasional terus naik. "Jadi kami anggap ini sudah tidak sehat," tambahnya.
Rubby mengatakan, Anglo hanya menaungi 1 principal merek yaitu Clarks, sehingga tidak memungkinkan untuk perusahaan melakukan subsidi silang dari merek yang untung ke merek yang rugi.
Hal itu terus terjadi hingga 2017, sehingga manajemen memutuskan untuk menghentikan bisnis dan menutup toko dan kantor secara bertahap hingga Maret ini. "Board of Director memutuskan di 2018 kita sepakat tutup," tuturnya.
Tokonya Mulai Berguguran
Foto: Sylke Febrina Laucereno
|
"Sebelum pertengahan 2017 kita ada 25 butik. Setelah pertengahan 2017 ke sini kita mengalami penurunan dan sudah mulai tutup. Yang masih ada sekarang 10 butik," tutur pihak manajemen PT Anglo Distrindo Antara, Rubby Destrison saat dihubungi detikFinance, kemarin.
Anglo Distrindo Antara adalah pemegang merek tunggal Clarks di Indonesia.
Dikatakan Rubby, 10 toko yang masih ada saat ini pun tinggal menunggu waktu. Semuanya dipastikan akan tutup mulai akhir Februari mendatang.
Rubby menjelaskan, Clarks memiliki kontrak sewa tenant dengan beberapa mal di Indonesia. Rencananya, semua gerai akan serentak tutup pada akhir Februari. Namun karena terikat kontrak dengan mal, maka ada beberapa toko lain yang menunggu habis kontrak.
Pihak Anglo sendiri saat ini tengah bernegosiasi dengan pihak mal terkait untuk memberikan early termination. Artinya, kontrak dihentikan sebelum waktunya.
Di bulan ini, gerai Clarks yang sudah tutup di antaranya ada di Center Point Medan, Neo Soho Jakarta, Mal Taman Anggrek Jakarta, Kota Kasablanka Jakarta dan Kuningan City Jakarta.
Sementara Februari nanti, gerai yang tutup ada di Paris Van Java Bandung, Tunjungan Plaza Surabaya, AEON Serpong Tangerang, dan Lotte Shopping Avenue Jakarta.
Kemudian Maret nanti toko Clarks yang akan tutup ada di Grand Indonesia, Senayan City dan Kelapa Gading.
"Sisanya ada sekitar 4 butik, sampai detik ini kita masih negosiasi dengan mal. Kalau misalnya dalam minggu atau besok mal itu setuju (early termination), maka akan selesai di Maret," tuturnya.
Sebelum rencana penutupan toko ini, Clarks juga menghentikan penjualan online dan aktivitas kantor.
Clarks PHK 125 Pekerja
Foto: Sylke Febrina Laucereno/detikFinance
|
Pihak manajemen dari PT Anglo Distrindo Antara selaku pemegang prinsipal merek Clarks dari Inggris menyebut Clarks di Indonesia punya 25 toko dan 1 kantor.
Salah satu manajemen Anglo Distrindo, Rubby Destrison mengatakan rata-rata toko punya karyawan empat sampai lima orang. Bila Clarks punya 25 toko di Indonesia, itu berarti perkiraan karyawan toko yang kena dampak penutupan paling banak 125 orang.
"Kita sudah kurangi karyawan kami di officedan butik (toko)," kata Rubby kepada detikFinance.
Tak hanya toko, karyawan di kantor manajemen Anglo Distrindo pun terkena dampak dari penutupan ini. Mengingat, Anglo hanya menaungi satu merek prinsipal di Indonesia.
"Waktu 2017 awal itu jumlah di office itu masih di angka 50-an sekarang yang tersisa hanya 9 yang sebentar lagi pasti dikurangi juga," katanya.
Meski begitu, Rubby memastikan manajemen akan membayarkan hak-hak para pekerja tersebut. "Tunjangan pesangon mereka dapat," tuturnya.
Salah seorang penjaga toko Clarks di Mal Senayan City, Fitri juga mengatakan hal senada. Dia dan rekan kerjanya yang lain sudah tahu akan di-PHK seiring dengan tutupnya toko.
Hingga kini ada dari 25 toko ada 10 gerai Clarks di Indonesia yang masih buka dan menggelar diskon besar-besaran. Manajemen perusahaan sepakat untuk menutup bisnisnya Februari mendatang. Meski ada toko yang masih buka, itu karena Clarks masih terikat kontrak dengan mal.
Halaman 2 dari 5