BPS: Jika Gunung Agung Tak Meletus, Kunjungan Wisman Meningkat

BPS: Jika Gunung Agung Tak Meletus, Kunjungan Wisman Meningkat

Hendra Kusuma - detikFinance
Kamis, 01 Feb 2018 14:34 WIB
Foto: Erupsi Gunung Agung pada Kamis (11/1/2018) pukul 18.00 WITA. (Akun Twitter @Sutopo_BNPB)
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, jika Gunung Agung di Provinsi Bali tidak meletus maka jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia bisa meningkat.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, jumlah kunjungan turis ke Indonesia sepanjang 2017 sebanyak 14,04 juta atau di bawah target yang ditetapkan sebanyak 15 juta.

"Kalau enggak ada letusan pasti jumlah wismannya meningkat," kata Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Kamis (1/2/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Video 20detik]


Dengan jumlah wisman 14,04 juta sepanjang 2017 maka targetnya tidak tercapai. Pria yang akrab disapa Kecuk ini mengatakan, dari 14,04 juta sebanyak 11,79 juta turis masuk melalui 19 pintu utama atau naik 11,56% jika dibandingkan tahun 2016.

Dari 11,79 juta ini, yang merupakan turis reguler sebanyak 11,47 juta atau meningkat 12,16% dibanding tahun 2016. Sedangkan turis khusus yakni mereka yang datang untuk berobat, difable dan lainnya sebanyak 312.283 atau turun 6,83% dibanding 2016.

Untuk kunjungan turis yang di luar 19 pintu utama sebanyak 2,24 juta sepanjang tahun lalu, atau meningkat 136,88% dibanding 2016. Yang masuk melalui pos lintas batas negara (PLBN) sebanyak 1,59 juta sedangkan yang lainnya 657.896 orang.

Meski demikian, Kecuk mengakui BPS tidak bisa membuat perkiraan angka untuk jumlah turis yang berkunjung ke Indonesia jika tidak terjadi bencana Gunung Agung meletus.

"BPS enggak bisa memperkirakan, gunung meletus juga bukan satu-satunya penyebab, itu salah satunya, yang jelas angka terakhirnya segitu," ujar dia.

Sementara itu, Direktur Statistik KTIP BPS Titi Kanti Lestari mengatakan, turunnya dominasi turis asal China ke Indonesia dikarenakan imbauan dari pemerintahannya untuk tidak berkunjung ke Bali akibat adanya letusan. Sehingga, turis asal Singapura yang dekat dengan Batam menyerobot posisi pertama.

"Kan China negara komunis kalau pemerintahnya bilang ya harus dituruti, karena ada semacam travel warning enggak boleh ke Bali," kata Titi. (ara/ara)

Hide Ads