.webp)
Rumah subsidi tersebut dibangun oleh PT Arrayan Bekasi Development atau anak usaha SPS Group.
"Sekarang ini kondisinya kan siklus hujan 5 tahunan. Jangankan rumah FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan), rumah yang komersial di Kemang aja pada banjir kan," kata General Manager SPS Group Tuti Mugiastuti ketika dihubungi detikFinance, Jakarta, Selasa (6/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga sungainya pun luber. Kalau sungai luber, air itu pasti mencari lahan yang lebih rendah kan, ke mana aja yang dia suka," ujarnya.
Padahal dia menjamin, pihaknya sudah melakukan sejumlah hal agar perumahan tersebut aman dari banjir meski diguyur hujan. Termasuk membangun sistem drainase.
"Saya punya water pond (resapan air) sampai 8.000 meter di situ yang saya buat. Terus drainase saya bagus, tapi kalau pembuangan akhir yang tersedia luber karena hujannya sedemikian melebihi pada umumnya namanya kejadian luar biasa ya seperti ini (banjir)," tambahnya.
Menurut laporan dari tim teknis di lapangan, kata dia memang terlihat masalah kelebihan debit air saat hujan yang akhirnya tidak bisa tertampung. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pengairan dan Pemda setempat.
"Yaitu bagian hilir yang airnya sudah tidak bisa nampung sehingga terjadi tabrakan dan arahnya berbalik mencari lahan yang lebih rendah. Jadinya luber ke perumahan, karena daya tampung di sungai itu sudah tidak bisa nampung, mau enggak mau ke mana-mana lah," lengkapnya. (zlf/zlf)
