Beras yang masuk melalui Pelabuhan Panjang itu sebanyak 5.500 ton.
"Pengiriman yang pertama diperkirakan akan sampai di pelabuhan pada tanggal 9 Februari, salah satunya di Pelabuhan Panjang sebanyak 5.500 ton dari Thailand," kata Djarot di Resto Bunga Rampai, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (6/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kemendag: Beras Impor untuk Cadangan Bulog |
Sebab, saat lelang, perusahaan pemasok hanya bisa mengirim 346.000 ton, bukan 500.000 ton seperti yang diumumkan sebelumnya. Selama Februari totalnya akan masuk 260.550 ton beras.
"Jadi dari 20 (pemasok) yang diundang, hanya 12 yang memenuhi syarat. Dari 12 yang memenuhi syarat, yang mau ikut bidding setelah lihat syaratnya hanya 11. Dari 11 yang ikut bidding, hanya 8 yang bisa memenangkan. Dari 8 yang memenangkan, hanya 6 yang mau tanda tangan kontrak, dari 6 itu 1 India enggak bisa memberikan 20.000 ton," katanya.
Lebih lanjut Djarot mengatakan, sebanyak 260.550 ton itu hanya berasal dari Vietnam dan Thailand. Negara-negara pemasok lainnya kesulitan untuk mengirim beras sesuai dengan waktu yang ditentukan.
"Artinya apa? Dengan waktu yang pendek, impor beras itu tidak gampang, tidak seperti yang dibayangkan oleh orang-orang. Kenapa? Karena impor beras itu butuh waktu, butuh kapal, banyak hal, pesan kapal juga susah loh kalau dadakan," kata Djarot. (hns/hns)