Pedagang bumbu dapur, Samuel mengatakan, setiap memasuki musim hujan, harga bawang hingga cabai pasti naik. Hal itu dikarenakan produksi kedua komoditas tersebut sangat bergantung cuaca.
"Pengaruh juga musim hujan, harga jadi naik. Setiap musim hujan pasti naik. Tapi ini kita enggak tahu gejolak apa sampai harga naik kayak gini," katanya kepada detikFinance, Jakarta (11/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lumayan tinggi, sekarang Rp 50 ribu. Harga normalnya tergantung. Tapi ini dari sebelum tahun baru belum turun-turun," terangnya.
Dia menjelaskan bahwa biasanya kalau lagi turun, harga cabai tersebut hanya berada di kisaran Rp 20 ribu per kg.
Dia mengaku kenaikan sudah terjadi dari tingkat atas, dalam hal ini di pasar induk. Dia memasok barang dari sana. Tapi, kata dia sejauh ini pasokan belum langka.
Hal senada juga disampaikan pedagang lain, Desy, yang mengatakan pasokan di pasar induk masih memadai.
"Pasokan dari induk ada saja. Tapi masuknya dari satu daerah aja jadinya mahal. Misalnya dari Rembang doang. Kan jadinya barang banyak tapi barang dari daerah lain langka, kan jadi mahal," ujarnya.
Dia sendiri menjual cabai rawit merah Rp 60 ribu per kg. Kalau lagi turun, harganya bisa setengah dari itu.
"Iya cabai lagi mahal. Rawit merah Rp 60 ribu per kg. Kalau lagi turun sekitar Rp 30 ribu per kg," sebutnya. (dna/dna)