Meskipun bunga deposito rendah, namun bunga kredit di perbankan masih tinggi. Bahkan secara rata-rata suku bunga kredit masih di kisaran double digit.
Berdasarkan data uang beredar Bank Indonesia (BI) per Desember 2017 suku bunga simpanan berjangka tenor 3 bulan 6,11%, tenor 6 bulan 6,61% dan tenor 12 bulan 6,8%. Sementara untuk bunga kredit tercatat 11,3% turun 15 basis poin dibandingkan periode November 2017.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bunga kredit ada potensi turun, tapi memang lebih lambat dari bunga simpanan. Kredit ini problemnya lebih kompleks karena menyangkut sisi permintaan pelaku usaha yang belum pulih. Risiko penyaluran kredit masih besar, jadi bunga kredit diturunkan juga efek ke permintaan kredit belum tentu signifikan," kata Bhima saat dihubungi detikFinance, Senin (12/2/2018).
Dia menjelaskan, masih ada sekitar Rp 1.400 triliun kredit yang belum disalurkan bank. Namun sudah commited alias deal namun pelaku usaha belum menariknya. "Pelaku usaha belum berani menarik kredit menunggu pemulihan ekonomi di sektor riil dulu," ujarnya.
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Suprajarto menjelaskan, lambatnya penurunan karena selama ini bank menggunakan dana dari masyarakat yang disimpan dalam jangka waktu tertentu.
"Penurunan bunga kredit lebih lambat karena sumber dananya dari deposito, kami harus menunggu dulu jangka waktu (jatuh tempo) untuk mengubah suku bunganya," kata Suprajarto.
Berdasarkan suku bunga dasar kredit (SBDK) bunga kredit korporasi BRI tercatat 10,5%, bunga kredit ritel 9,75%, untuk bunga kredit mikro 17,5%, bunga kredit konsumsi KPR 10,25% dan kredit konsumsi non KPR 12,5%. (dna/dna)