Sebelumnya pemerintah telah menugaskan PT Pertamina (Persero) untuk mengelola blok migas yang kontraknya telah habis tersebut. Pertamina kemudian telah mendelegasikan lima blok di antaranya kepada anak usahanya, Pertamina Hulu Energi (PHE).
"Lima di antaranya itu diserahkan ke PHE. Yaitu Ogan Komering, NSO (North Sumatera Offshore), Tuban, South East Sumatera, dan dan North Sumatera B (NSB)," kata Presiden Direktur PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Gunung Sardjono Hadi di Jakarta, Selasa (13/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami PHE siap kelola 5 blok dengan skema apapun yang dikeluarkan oleh Pertamina ataupun Pemerintah," ujar Gunung.
PHE sendiri bersama dengan SKK Migas akan membahas strategi agar produksi tidak turun meski kelima blok tersebut merupakan blok terminasi. Pertamina Hulu Energi akan menyelesaikan persoalan yang berpotensi menurunkan produksi, seperti sumber daya manusia.
PHE juga sudah mengalokasikan anggaran untuk terus menjaga produksi pada blok-blok terminasi tersebut. Tahun ini, perseroan mengalokasikan investasi senilai US$ 537 juta dengan target produksi minyak sebesar 71.552 barel per hari, sedangkan produksi gas sebesar 776 juta kaki kubik (MMscfd). (eds/dna)