Berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), saat ini progres konstruksi secara keseluruhan berkisar 90,63%. Progres tersebut mencakup 98,21% untuk porsi yang dikerjakan oleh pemerintah dan 88,87% untuk porsi yang dikerjakan oleh badan usaha.
Kepala BPJT Herry Trisaputra Zuna mengatakan ruas tol dengan biaya investasi Rp 11,3 triliun ini diperkirakan bisa rampung pada bulan Maret mendatang. Sejumlah jalan layang yang melintas di atas jalan tol yang harus dibangun, kata dia sudah semakin banyak yang rampung pengerjaannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau semua lancar, pertengahan Maret untuk Solo-Ngawi itu. Tapi nanti kita evaluasi terus. Pengennya sih dicepatin," sambungnya.
Sebagai informasi, Jalan Tol Solo-Ngawi dilengkapi dengan lima Gerbang Tol (GT), yakni GT Kartasura (Ngasem), GT Solo (Klodran), GT Karanganyar (Kebakkramat), GT Sragen (Pungkruk), dan GT Ngawi (Kota Ngawi). Untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses jalan tol, ada sejumlah Simpang Susun (SS) yang dibangun.
Pada tahap pertama, dibangun SS Klodran, SS karanganyar, SS Sragen, dan SS Ngawi. Sedangkan pada tahap kedua akan dibangun juga SS Purwodadi, SS Sragen Timur, dan SS Bandara Adi Soemarmo Boyolali.
Jika jalan tol yang menghubungkan Jawa Tengah dan Jawa Timur ini sudah beroperasi, maka diperkirakan waktu tempuh antar dua wilayah tersebut dapat dipangkas hingga 50%, di mana sebelumnya dari Kertasura, Solo hingga Ngawi memakan waktu 3 jam. Efisiensi waktu perjalanan pun diperoleh karena Kertasura hingga Ngawi yang tadinya memakan waktu 3 jam, namun setelah pengoperasian jalan tol, nanti dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam 30 menit saja. (eds/zlf)