BTPN Syariah akan IPO Tahun Ini

BTPN Syariah akan IPO Tahun Ini

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 14 Feb 2018 16:35 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) berencana melakukan aksi korporasi untuk anak usaha syariah. Perseroan akan melakukan initial public offering (IPO) atau penerbitan saham perdana tahun ini.

Direktur utama BTPN Jerry Ng mengungkapkan, aksi korporasi ini untuk mendukung transformasi digital perseroan. "Kenapa kami IPO kan? Kami berpendapat perusahaan jika ingin tumbuh bagus harus transparan, karena itu harus jadi perusahaan publik," kata Jerry dalam media briefing di Menara BTPN, Jakarta, Rabu (14/2/2018).

Dia menjelaskan, nantinya akan ada 10% saham baru yang akan diterbitkan untuk IPO ini. Saat ini perseroan bersama anak usaha itu sedang melakukan persiapan terkait aksi korporasi ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami excited untuk proses ini, komitmen kami tetap sama," imbuh dia.

Saat ini perseroan masih belum bisa memastikan berapa target dana yang akan didapatkan dari IPO ini. Trimegah Sekuritas akan menjadi underwriter IPO BTPN syariah. "Saat ini kan masih persiapan ya, untuk bookbuilding bisa saja bertambah tapi belum ditentukan," imbuh dia.

Periode 2017 BTPN mencatatkan laba bersih Rp 1,2 triliun turun 30% year on year (yoy) dari periode tahun sebelumnya.

Dia menjelaskan penyaluran kredit BTPN tercatat Rp 65,3 triliun tumbuh 3% dibanding periode yang sama tahun 2016 Rp 63,2 triliun. Kemudian rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) tercatat 0,9%.


Pertumbuhan kredit BTPN ditopang oleh penyaluran kredit ke segmen usaha kecil dan menengah atau SME mencapai Rp 11,6 triliun atau tumbuh 25% dari posisi yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 9,3 triliun. Sementara itu pembiyaan melalui BTPN syariah tumbuh 21% dari Rp 5 triliun menjadi Rp 6 triliun akhir Desember 2017.

Total pendanaan tercatat Rp 76,5 triliun tumbuh 4% dari sebelumnya Rp 73,3 triliun. "Dari jumlah tersebut, komposisi dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 3% dari Rp 66,2 triliun menjadi Rp 67,9 triliun pada akhir Desember 2017," ujar Jerry.

(ang/ang)

Hide Ads