Menurut Bank Indonesia (BI) impor tersebut didominasi barang modal yang sejalan dengan kenaikan investasi di sepanjang 2017 kemarin.
"Memang ini menunjukkan akselerasi impor. Akselerasi impor terutama barang-barang terkait capital goods, raw material menunjukkan, mensupport data PDB investasi naik, kalau investasi naik memerlukan raw material, mesin-mesin perlengkapan," kata Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara dalam jumpa pers di gedung BI, Jakarta Pusat, Kamis (15/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mirza menambahkan, kenaikan impor di Januari 2018 menunjukkan ekonomi domestik mengalami perbaikan, terutama pada kuartal IV-2017 dibandingkan kuartal sebelumnya.
"Akselerasi impor menunjukkan bahwa recovery domestic economy terjadi," ujar Mirza.
Baca juga: Lagi-lagi BI Tahan Suku Bunga Acuan di 4,25% |
Terjadinya defisit neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2018 meningkatkan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang diperkirakan bisa mencapai 2,1% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Level tersebut diperkirakan masih dalam rasio yang baik.
"Akselerasi impor tersebut memang agak sedikit menaikkan current account deficit, tapi current account deficit masih pada level sangat sehat. Kalau tahun lalu 1,7%, tahun ini perkirakan 2-2,1% masih pada level yang sangat sehat," kata Mirza. (ara/ang)