Basuki mengatakan target tahun ini jauh lebih tinggi dibandingkan target tahun lalu yang ditargetkan sekitar 860 ribu unit.
"Target 2017 kan 906 ribu. Mudah-mudahan target sekarang minimal 906ribu (unit) tercapai, kalau enggak berarti kinerja kita turun," kata Basuki di Kementerian PUPR, Jakarta, Senin (19/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari 2015 terbangun sekitar 600 ribu, 2016 sekitar 800 ribu dan 2017 sekitar 906 ribu unit, dan 2018 pastinya harus lebih naik," kata Basuki.
Menurutnya, ada beberapa tantangan yang kerap dihadapi dalam membangun program sejuta rumah tersebut. Salah satunya karena harga tanah di perkotaan yang sudah melambung tinggi. Selain itu, kendala lainnya karena sulitnya perizinan dan penganggaran pembiayaan.
"Ini juga menjadi kendala yang tidak ringan karena perizinan di kabupaten kota bervariasi, ada yang bisa harian, tahunan, bahkan berjam-jam, karena ada syarat yang sangat menghambat," kata Basuki.
Untuk bisa menyelesaikan berbagai kendala tersebut, Basuki mengaku pihaknya melakukan kerja sama dengan pihak, salah satunya dengan Perusahaan Realestat Indonesia (REI).
"Penganggaran saya kira bisa diatasi. Kita kerja sama dengan REI atau dengan APBN. Kalau harga tanah mungkin tidak bisa di kota karena mahal. Perizinan yang bisa kita kejar untuk perlancar perizinan di Pemkot (pemerintah kota) dan Pemkab (pemerintah kabupaten)," jelasnya (dna/dna)