Direktur Produksi PTDI, Arie Wibowo mengatakan pesanan tersebut seluruhnya datang dari para gubernur di Indonesia. Gubernur-gubernur itu di antaranya dari Aceh, Kalimantan Utara dan Papua.
"Beberapa dari Gubernur di Indonesia itu sangat membutuhkan pesawat ini. Sekitar 75 uni itu, tapi sebagian option juga," tuturnya kepada detikFinance, Jakarta, Minggu (25/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Paling banyak Gubernur Aceh, dia beli 2 tapi opsi tambah 50 unit," tambahnya.
Para gubernur itu membeli pesawat Nurtanio menggunakan APBD masing-masing. Nantinya pesawat yang dibeli akan dioperasikan oleh operator maskapai yang memiliki Air Operator Certificate (AOC).
Pesawat buatan Bandung ini memiliki kelebihan untuk menjangkau daerah terpencil dengan daya tampung penumpang hingga 19 orang dengan kabin yang luas.
Pesawat N219 bisa digunakan untuk mengangkut penumpang sipil, angkutan militer, angkutan barang atau kargo, evakuasi medis, hingga bantuan saat bencana alam. Dengan kelebihan tersebut, pesawat ini juga lebih murah dibandingkan pesawat sejenisnya, yaitu Twin Otter.
Pesawat N219 memiliki kecepatan maksimum mencapai 210 knot, dan kecepatan terendah mencapai 59 knot. Artinya kecepatan cukup rendah namun pesawat masih bisa terkontrol, ini penting terutama saat memasuki wilayah tebing dan pegunungan.
Dapur pacu pesawat buatan Bandung ini dilengkapi dengan dua mesin Pratt & Whitney Aircraft of Canada Limited PT6A-42 masing-masing bertenaga 850 SHP dan dilengkapi dengan Hartzell 4-Blade Metal Propeller.
Pesawat N219 mampu mengangkut beban hingga 7.030 kilogram (kg) saat take off dan 6.940 kg saat mendarat. Kecepatan pesawat N219 bisa mencapai 210 knot dengan kecepatan ekonomisnya 190 knot. (dna/dna)