Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali, Causa Iman Karana memperkirakan ada perputaran uang yang didapatkan dari gelaran IMF-WB Annual Meeting 2018 bisa mencapai Rp 5,7 triliun. Cik, sapaan akrabnya mengatakan bahwa potensi perputaran uang tersebut berasal dari akomodasi, transportasi, konsumsi, hingga bertambahnya lapangan kerja.
"Dengan demikian uang total akan ada sekitar Rp 5,7 triliun," ujar Cik di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Jumat (2/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, tiket pesawat terbang untuk kepulangan 15.000 delegasi dan 3.000 pasangan atau keluarga yang mungkin diajak mencapai Rp 36 miliar. Ditambah lagi dengan sewa kendaraan diperkirakan sebesar Rp 38 miliar.
"Transporatsi pesawat Rp 36 miliar dan sewa kendaraan Rp 38 miliar," ujarnya.
Kemudian potensi dari paket hiburan, makan, dan souvenir diperkirakan mencapai Rp 146 miliar. Angka tersebut dengan rincian 15.000 delegasi dan 3.000 rombongan keluarganya menghabiskan sekitar Rp 1 juta selama 5 hari acara dan 3 hari liburan di Bali.
Selain itu, manfaat dari pembangunan sejumlah infrastruktur Rp 3,7 triliun juga bisa dirasakan pasca berlangsungnya IMF-World Bank Annual Meeting Oktober 2018 mendatang. Infrastruktur tersebut meliputi apron Bandara I Gusti Ngurah Rai Rp 1,34 triliun, underpass Ngurah Rai Rp 289 miliar, penyelesaian patung GWK Rp 450 miliar, dan Benoa Tourism Port Rp 1,7 triliun.
"Dan infrastruktur dikerjakan di Bali. Pekerjaan infrastruktur on going," katanya.
Selain itu, penyelenggara acara juga akan mendapatkan sekitar Rp 1,1 triliun. Angka tersebut dibayarkan atas jasa Event Organizer (EO), Sekretariat, sarana dan prasarana, venue dan office.
Dengan diadakannya IMF-World Bank 2018 di Bali juga akan mendongkrak ekonomi Bali sendiri. Pertumbuhan ekonomi Bali tahun ini diperkirakan berada di level 6-6,5%. (ara/zlf)