Berdasarkan studi dari Deutsche Bank, valuasi 40% PI Rio Tinto sekitar US$ 3,3 miliar atau sekitar Rp 45 triliun dengan kurs Rp 13.700. Angka tersebut di bawah harga pasar yang seharusnya dibayarkan Indonesia nantinya melalui PT Inalum (Persero).
"Dengan segala risiko tersebut, kami memperkirakan dibutuhkan US$ 3,3 miliar sudah termasuk diskon 14%," tulis riset harian Deutsche Bank seperti dikutip detikFinance, Jakarta, Jumat (9/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di pertengahan 2020, tambang bawah tanah akan menggerus 8% dari EBITDA," bunyi keterangan tersebut.
Tambang Grasberg merupakan tambang terbesar Freeport Indonesia yang 90,64% sahamnya dimiliki Freeport McMoran termasuk 9,36% saham Indocopper Investama dan 9,36% dimiliki Inalum. Akan tetapi, Rio Tinto memiliki PI sebesar 40% di tambang ini yang berhak atas 40% produksinya.
Langkah pencaplokan PI Rio Tinto dilakukan lebih dulu bukan tanpa alasan, pasalnya perusahaan tambang raksasa ini memiliki andil yang besar dengan kepemilikan hak paritisipasi 40% di tambang Grasberg. (ara/ang)