Melansir dari CNN, Minggu (11/3/2018), perusahaan memutuskan untuk menutup seluruh toko di pasar terbesar itu lantaran semakin ketatnya persaingan usaha dan pergeseran pelanggan pada belanja online.
Toys R Us sendiri sudah beroperasi di 33 negara di seluruh dunia dengan jumlah lebih dari 1.500 toko. Sebagian besar dari toko Toys R Us berada di AS. Perusahaan dikabarkan memiliki utang sekitar US$ 5 miliar di AS.
Selain di AS, Toys R Us juga babak belur di Inggris. Perusahaan bahkan telah menunjuk konsultan spesialis kepailitan Moorfields Advisory guna menutup toko dan menjual aset.
Penutupan Toys R Us disinyalir juga lantaran pergeseran pembelian ke ritel online seperti Amazon. Hampir 20% penjualan ritel Inggris sekarang dibuat secara online, naik dari 10% dari 2013.
Ambruknya bisnis perusahaan di Inggris juga menghantui 3.000 pekerjanya yang berpotensi dirumahkan. Di Inggris Toys R Us saat ini memiliki 105 toko.
Baca juga: Toko Mainan Toys 'R' Us Terancam Bangkrut |
Kabar ini juga menjadi berita buruk bagi dua perusahaan mainan terbesar Hasbro dan Mattel. Saham kedua perusahaan tersebut turun, untuk Hasbro turun 3,5%, Mattel anjlok 7%.
Saham perusahaan mainan kecil Jakks Pacific juga ikut turun hampir 5%. Spin Master Kanada, yang memiliki lini mainan Hatchimals yang populer, turun sekitar 3% juga di Toronto Stock Exchange.
Hal itu juga berpengaruh pada kinerja perusahaan mainan raksasa asal Eropa, Lego. Perusahaan melaporkan penurunan penjualan pertamanya dalam tiga belas tahun.