Sektor yang paling kinclong tadi sore adalah pertambangan yang menguat 2,43%. Investor asing total mencatatkan pembelian di semua pasar sebesar Rp 111,03 miliar.
Beberapa saham di sektor pertambangan naik kencang, seperti PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang naik 6,54% ke Rp 28.900. Ada pula saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang naik 6,35% ke Rp 3.180.
Baca juga: IHSG Melesat 1% ke 6.500 |
Saham-saham batu bara yang sebelumnya tumbang juga ikut terkerek naik. Seperti PT Bukti Asam Tbk (PTBA) naik 3,81% ke Rp 3.000, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 2,3% ke posisi Rp 2.220, serta saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) naik 4,01% ke Rp 2.850.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya rasa cukup complicated di satu sisi ada sentimen negatif mengenai penetapan harga batu bara untuk listrik, sisi lain harga lagi bagus-bagusnya. Kinerja juga lagi bagus. Ya investor sedikit mengapresiasi kinerja mereka. Karena setelah kinerja nanti ada kemungkinan mereka bagi dividen," tuturnya kepada detikFinance, Senin (12/3/2018).
Namun saham batu bara masih dihantui sentimen negatif penetapan harga batu bara DMO tersebut. Sehingga masih ada kemungkinan untuk kembali terkoreksi.
"Hari ini (Senin) memang banyak yang pesta, tapi satu sisi ada hantu lain namanya DMO. Nanti pada ngeh lagi ada DMO setelah saham batu bara terkoreksi," tambahnya.
Meski ada kemungkinan sektor pertambangan kembali turun, namun menurut Davi sektor keuangan dan konsumsi seharusnya bisa menjadi penopang terkoreksinya IHSG dalam waktu dekat.
Menurut David masih ada peluang untuk masuk ke saham-saham pertambang jika untuk jangka panjang. Namun untuk jangka pendek dia tidak merekomendasikannya.
"Bukan dihindari tapi ini fluktuatifnya tinggi saham tambang," tukasnya. (dna/dna)