Dolar AS Menguat, Ini Imbasnya ke Penerimaan Migas

Dolar AS Menguat, Ini Imbasnya ke Penerimaan Migas

Hendra Kusuma - detikFinance
Senin, 26 Mar 2018 14:30 WIB
Foto: Dok. Pertamina
Jakarta - Nilai dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat terhadap rupiah akan menambah penerimaan negara dalam bentuk valuta asing (valas) lebih besar. Menurut Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani, penerimaan dari sektor migas akan lebih besar lantaran dolar AS menguat terhadap rupiah.

"Dia (pelemahan rupiah) bisa menambah sisi pendapatan yang valas, penerimaan migas lumayan valasnya. Kemudian di belanjanya dampaknya itu subsidi energi, terus bunga utang. Tapi di pembiayaan ada dua, penarikan pinjaman itu positif, tapi kalau pembayaran pokok itu negatif," kata Askolani di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (26/3/2018).

Meski demikian, Askolani mengaku pemerintah tidak bisa melihat pelemahan tersebut sebagai faktor yang bagus buat APBN, jika dilihat secara keseluruhan ekonomi, maka hal itu menjadi bahan evaluasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Satu yang perlu saya ingatin, rupiah melemah tapi melemahnya kalau kita lihat periodenya semingguan, bulanan, ngitung APBN itu kan setahun, 12 bulan. Jadi kaya bulan pertama bulan kedua masih stabilkan, inikan baru depresiasi di bulan ketiga tapi nggak tahu bulan keempat, kelima, keenam, jadi mekanismenya ini menjadi pemantauan pemerintah," jelas dia.

Askolani menuturkan pelemahan nilai tukar juga bakal menjadi laporan pemerintah mengenai realisasi APBN selama satu semester kepada Dewan Perwakilan Pemerintah (DPR).


"Nanti indikasi angkanya itu ada di Juli atau laporan per semester, di situ akan kelihatan indikasi 6 bulan berapa, sehingga dari situ kita bisa menghitung berapa persisnya ke setahun kalau sisa 6 bulan lagi di 2018," ujar dia.

"Satu saya mau ingatin, ini melihatnya jangan jangka pendek, kedua ini diapntau terus sama pemerintah, yang ketiga kalau secara total memang bisa positif depresiasi rupiah efeknya ke APBN, tapi kita kan harus melihat seluruh ke ekonomi, kemudian ekonomi tetap stabil juga," tutur Askolani. (hns/hns)

Hide Ads