RI Banjir Baja Murah dari China, Pengusaha: Sudah 5 Tahun

RI Banjir Baja Murah dari China, Pengusaha: Sudah 5 Tahun

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Selasa, 27 Mar 2018 11:50 WIB
Ilustrasi Baja/Foto: Yulida Medistiara
Jakarta - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China membuat pengusaha baja lokal khawatir. Pasalnya, imbas perang dagang itu ialah gempuran baja China murah yang mengalir ke Indonesia.

Direktur Eksekutif Indonesian Iron and Steel Industry (IISIA) Hidayat Triseputro mengatakan, gempuran baja murah sebenarnya menjadi kekhawatiran para pengusaha sejak 5 tahun terakhir.

"Sebetulnya baja murah mengancam kita 5 tahun terakhir, kenapa baja kita 5 tahun terakhir bisa dikatakan suffering. Karena memang intens dan masif sekali, itu dengan model-model praktik seperti dumping China itu," kata dia kepada detikFinance di Jakarta, Selasa (26/3/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pengusaha sedikit lega di tahun 2017. Sebab, harga baja China mengalami kenaikan harga dan baja lokal bisa bersaing.

"Tahun 2017 sedikit agak membaik karena China menaikkan harga. Sehingga tahun 2017 sedikit recovery," ungkapnya.

Namun, tak berlangsung lama. Kata dia, AS sendiri dibuat gerah dengan serbuan baja China. Alhasil, Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk menerapkan bea masuk untuk baja dan aluminium. Sehingga China mencari pasar lain salah satunya ke Indonesia.



Dengan kondisi itu, dia mengatakan, pengusaha baja dibuat kembali khawatir atas gempuran baja murah. Sebab, China akan mencari wilayah untuk melimpahkan produksi bajanya.

"2017 yang membaik harganya. Mungkin potensi banjir akan kembali karena China akan mencari limpahan baru ke ASEAN tentunya. ASEAN terbesar pasarnya adalah Indonesia. Kekhawatiran kita semua. Termasuk pemerintah yang jelas mengkhawatirkan itu," tutup dia. (zul/zul)

Hide Ads