Meski begitu, perseroan masih cukup puas dengan perolehan itu. Sebab total penjualan perseroan di 2017 juga tercatat turun 1,1% menjadi Rp 8,1 triliun.
Sekretaris Perusahaan Ramayana Setyadi Surya mengatakan, tahun lalu perseroan telah melakukan upaya untuk menahan penurunan laba bersih lebih dalam lagi dengan menutup 16 divisi supermarket Ramayana yang merugi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan penutupan 16 divisi supermarket itu perseroan bisa menekan biaya penjualan hingga Rp 29,9 miliar. Kerugian di divisi supermarket pun turun dari tahun lalu sekitar Rp 71 miliar menjadi Rp 25,8 miliar.
Keuangan perseroan tertolong dari divisi penjualan konsinyasi department store yang naik 7% dari 2016 menjadi Rp 3,3 triliun di 2017. Komisi atas penjualan konsinyasi pun ikut mengalami kenaikan sebesar Rp 71,9 miliar.
"Ke depan kita tidak hapuskan supermarket, ini tetap perlu untuk menunjang one stop shopping. Tapi kita enggak berikan ruang yang lebih besar karena persaingan supermarket sangat ketat khususnya ada mini market, pemerintah juga beri kesempatan UKM tumbuh dan adanya online. Jadi kita perkecil," terangnya. (zlf/zlf)