Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara menjelaskan soal utang RI adalah hal yang wajar.
"Polemik utang negeri ini sebenarnya wajar, kan tak bisa hidup tanpa utang, sama kayak kita yang punya utang KPR, utang mobil itu wajar tapi kita harus bisa jaga rasionya," kata Mirza di Gedung BI, Jakarta, Senin (2/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak negara tetangga kita seperti Malaysia dan Turki rasio utangnya lebih tinggi dari PDB mereka," ujar dia.
Mirza menjelaskan untuk pembayaran utang luar negeri tersebut dibutuhkan valuta asing. Karena itu harus ditingkatkan penerimaan devisa seperti dari ekspor, pariwisata dan remitansi dari tenaga kerja Indonesia (TKI).
"Untuk remitansi dari TKI memang harus ditingkatkan tapi juga perlu diiringi dengan kualitas TKI dan perlindungan juga perlu diperbaiki," imbuh dia.
Dia mencontohkan, saat ini negara yang sukses terkait penerimaan devisa adalah Thailand yang nilai ekspornya lebih tinggi dari pada penerimaan devisanya.
"Ekspornya Thailand itu 46% bagus sekali, penerimaan devisanya melebihi ULN nya," ujar dia.