Nah bagaimana penampakannya kini?
Sore ini detikFinance menelusuri kondisi Stasiun Duri yang saat ini tampak lebih kondusif. Beberapa petugas keamanan tampak aktif memberikan arahan melalui pengeras suara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Terlebih ketika eskalator tersebut memfasilitasi para penumpang dari Jakarta yang akan menuju Tangerang. Eskalator ini juga menghubungkan para penumpang dari Tangerang, Stasiun Jatinegara dan Bogor.
Tampak ada penghalang manual yang bisa digeser sesuai kebutuhan untuk mengaplikasikan jalur buka tutup. Menurut salah satu petugas, bila ada penumpang kereta dari Tangerang yang transit di Duri dan akan naik menuju pintu keluar, maka penumpang kereta yang menggunakan fasilitas turun untuk menuju tempat tunggu kereta menuju Tangerang.
Sebagai gantinya, bila penumpang ingin masuk ke peron lima maka sudah disediakan crosing utara dan selatan serta lift di bagian tengah.
![]() |
Dalam mekanisme saat ini, Kepala Stasiun Duri Widy Aries Suryanto sudah merealisasikan sistem buka tutup eskalator yang efektif untuk menghindari tubrukan antara penumpang yang akan masuk ke stasiun, transit dan yang akan keluar stasiun. Hal ini dikatakan Widy efektif untuk memecah kepadatan di gedung utama.
"Sudah dilakukan sistem buka tutup (eskalator peron 5). Kalau kita ikut saja ngalirnya bagaimana, kepadatan itu (penumpang lintas jalur dan keluar masuk melalui gedung) akan berlangsung lebih dari 15 menit. Tapi kalau pakai buka tutup, itu paling sekitar 5 menit," kata dia kepada detikFinance, di kantornya Stasiun Duri, Selasa (3/4/2018).
Selain itu pihaknya juga akan menambah fasilitas lainnya yaitu membangun tangga manual. Sistemnya di Stasiun Duri dibuat tangga manual yang menghubungkan peron lima ke peron satu.
"Nanti akan ada dua tangga manual. Alirannya dari Tangerang yang transit ke Tanah Abang, Angke dan sebaliknya. Usulannya sudah diterima, nanti Lebaran sudah jadi tangganya," papar dia.
![]() |