Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno pun melakukan pertemuan dengan Chairman Aluminium Corporation of China Ltd (Chinalco), Ge Honglin di Beijing, China, Rabu (4/4/2018) kemarin.
Ke depan, Inalum, Antam dan Chinalco akan membentuk perusahaan patungan (joint venture) untuk mendukung terealisasinya proyek ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rini berharap pembangunan proyek smelter ini akan meningkatkan nilai tambah produk tambang bauksit yang dihasilkan dari perut bumi Indonesia. Kerja sama kedua perusahaan ini diharapkan juga bisa meningkatkan kemampuan SDM Indonesia.
"Diharapkan potensi kerjasama dengan berbagai mitra global dapat mengakselerasi hilirisasi produk tambang serta dapat meningkatkan kapabilitas SDM Indonesia untuk membangun smelter alumina dalam jangka waktu yang singkat," ujar Rini dalam keterangan tertulis, Kamis (5/4/2018).
Tak hanya ikut membangun proyek smelter, lanjut Rini, Chinalco juga bersedia memberikan akses pasar internasional untuk 500.000 ton alumina per tahun hasil produksi dari pabrik tersebut. Chinalco tercatat memproduksi 60% aluminium dunia atau produsen ketiga terbesar di dunia.
Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin menambahkan, smelter alumina adalah salah satu dari sejumlah proyek strategis yang akan digarap holding BUMN tambang sebagai percepatan hilirisasi tambang.
"Guna meningkatkan nilai tambah produk tambang Indonesia dan memaksimalkan penyerapan tenaga kerja di berbagai lokasi proyek," ujar Budi.
Sekadar informasi, saat ini cadangan bauksit Indonesia adalah terbesar ke-8 dunia sedangkan nilai ekspornya peringkat kedua terbesar.
Hingga saat ini Indonesia belum memiliki pabrik pengolahan bauksit menjadi alumina sehingga seluruh bijih bauksit di ekspor ke luar negeri yaitu Jepang dan China. sedangkan alumina sebagai bahan baku untuk pembuatan aluminium harus diimpor oleh Inalum dari negara lain seperti Australia, Cina, dan India.
Pembangunan proyek smelter grade alumina (SGA) diharapkan bisa meningkatkan nilai tambah produk tambang Indonesia, mengurangi impor alumina, menciptakan lapangan kerja baru, serta berdampak besar bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah. (ara/ara)