"Kita memberikan satu perjalanan di peak hour (jam sibuk) yang jamnya nanti akan ditentukan ditentukan. Kemudian kita akan beri kesempatan bagi penumpang KRL jumlah tertentu Stasiun Duri (untuk menggunakan kereta bandara) nanti pakai tiket saja," kata dia usai sarapan bersama komunitas pecinta kereta api, Jumat (6/4/2018).
Selain itu dirinya juga memberikan solusi, akan membuat siding dalam satu bulan. Serta membuat tangga tambahan agar penumpang yang transit atau berpindah jalur tidak menumpuk di eskalator.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menhub menjelaskan kapasitas KRL saat ini bisa menampung 1,1 juta penumpang per hari. Yang kemudian akan ditingkatkan kapasitasnya menjadi 4 juta secara bertahap. Seiring dengan peningkatan tersebut, Menhub mengaku ada mismatch (ketidaksesuaian) dari realisasi kesepakatan yang dilakukan di atas kertas dan di lapangan. Pihaknya akan memantau kembali dampak dari pengurangan frekuensi KRL dan penambahan frekuensi KA Bandara.
"Sekitar 1,1 juta padahal ekspektasi 4 juta kalau di sana nggak bagus kita tingkatkan pelayanannya. Satu perjalanan kereta dari batu ceper menuju Jakarta pada pagi hari dan sore (sebaliknya) hasil yang kita sepakati atas nama tidak match dengan apa yang dilakukan," jelasnya.
"Dengan menambah kapasitas dengan tambahan gerbong apa yang terjadi adalah penumpukan di satu titik sehingga kapasitas stasiun tidak bisa menampung penumpang. Kita juga memberikan jatah, kepada para penumpang KA menggunakan KA Railink dengan jumlah tertentu yang akan dilakukan. Kita juga akan menambah tangga yang akan dibangun cepat dan ruang tunggu yang lebih lebar," tambahnya.
(dna/dna)