Direktur Jembatan Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Iwan Zarkasi mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih menunggu laporan lengkap dari tim yang telah diturunkan ke lokasi mengenai kecelakaan tersebut. Menurutnya, kejadian ambrolnya jembatan di Lamongan ini sama seperti kejadian ambruknya jembatan Cipunagara di Desa Mulyasari, Pamanukan, Subang, Jawa Barat, 2004 silam.
"Itu kalau melihat beban yang ada dan sebagainya kemungkinan besar memang overload, sama seperti kejadian di Cipunagara dulu juga overload. Ambruk. Tapi ini perlu analisa lagi," katanya kepada detikFinance saat dihubungi, Selasa (17/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Iwan, ambrolnya jembatan bukan karena disebabkan kondisi cuaca yang belakangan cukup ekstrem. Jembatan yang dibangun sejak tahun 1970-an ini juga baru saja dilakukan perawatan pada tahun lalu.
"Terakhir perawatan tahun lalu sekalian ada dicat dan sebagainya. Bukan karena cuaca," ungkapnya.
Adapun akibat insiden ini, diketahui dua orang meninggal dunia, yang keduanya merupakan pengemudi truk yang masih terjebak di dalam truk.
Langkah-langkah yang saat ini dilakukan aparat keamanan setempat di antaranya mendatangi TKP, mencari keterangan saksi-saksi, melakukan pencarian korban dan melakukan evakuasi terhadap korban dan kendaraan yang tercebur.
Baca juga: Proyek Dikebut Bikin Cepat Ambruk? |