Perjalanan Elia Manik Jadi Dirut Pertamina Selama Setahun

Perjalanan Elia Manik Jadi Dirut Pertamina Selama Setahun

Fadhly F Rachman - detikFinance
Jumat, 20 Apr 2018 16:32 WIB
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) resmi mencopot Elia Massa Manik dari Direktur Utama PT Pertamina (Persero). Elia menjalani masa jabatannya kurang lebih selama 13 bulan sejak diangkat pada 16 Maret 2017 lalu.

Elia terpilih menjadi orang nomor satu di Pertamina tahun lalu mengalahkan beberapa kandidat lainnya yang santer terdengar, seperti Sukandar yang kala itu menjabat sebagai Direktur Utama Krakatau Steel dan Budi Gunadi Sadikin yang kala itu menjabat sebagai Staff Khusus Menteri BUMN.

Di tiga bulan pertama Elia merombak 15 jabatan di Pertamina. Kala itu, ia menginginkan jabatan yang ada di perseroan tidak ditempati pegawai yang sudah terlalu lama dan diisi orang yang kompeten di bidangnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita mau pegawai sesuai dengan kompetensinya," kata Elia dalam paparan kinerja di Kantor Pusat Pertamina, Rabu (24/5/2017) lalu.


Isu perombakan Direksi Pertamina awalnya terdengar pada 13 Februari 2018 lalu melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Hanya saja, saat dikonfirmasi kala itu Elia memilih irit bicara.

Menurutnya, perombakan direksi yang terlalu sering bisa mempengaruhi kepercayaan investor dan mitra bisnis strategis Pertamina, karena direksi baru Pertamina yang dilantik sekitar Maret 2017 belum genap berusia satu tahun.

"Gini mestinya pemegang saham itu punya pertimbangan sendiri dong, artinya yang dikhawatirkan mengenai certainty (kepastian investasi) segala macam ini kan banyak urusan investasi dari luar negeri segala macam, harusnya mestinya mereka mempertimbangkan," kata Elia Februari lalu.

Hari ini, Kementerian BUMN resmi mencopot Elia dari kursi Direktur Utama Pertamina. Selain Elia, Kementerian BUMN juga mencopot Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia, Direktur Pengolahan, Direktur Manajemen Aset, dan Direktur Pemasaran Korporat.


Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno mengatakan patahnya pipa Pertamina di Balikpapan juga menjadi pertimbangan Dewan Komisaris dalam merombak susunan direksi Pertamina. Kelangkaan BBM jenis Premium juga menjadi sorotan para pemegang saham.

"Dengan perkembangan kondisi terakhir baik itu ada kejadian kecelakaan di pipa Balikpapan, kelangkaan BBM. Komisaris sudah melakukan kajian implementasi yang sangat komprehensif selama satu bulan penuh bersama Direksi dan sudah dilaporkan ke Kementerian (BUMN)," kata Harry dalam konferensi pers di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Jumat (20/4/2018).

Ia memulai karir dari PT Indofood Sukses Makmur (INDF). Karirnya berlanjut di Suez Group hingga 2001. Dalam catatannya, ia juga pernah bergabung dengan PT Kiani Kertas, sebelum kemudian bergabung dengan PT Jababeka.


PTPN III bukan satu-satunya perusahaan di perusahaan pelat merah yang pernah dipimpinnya. Lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan ASEAN Institute Of Management Filipina, Elia Massa Manik pernah beberapa kali menduduki jabatan penting perusahaan milik negara.

Ia pernah menjabat sebagai Presiden Direktur PT Elnusa, anak usaha PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang jasa mingas. Di Elnusa, ia bergabung sejak Juli 2011 hingga 2014 sebelum akhirnya bergabung dengan PTPN III pada April 2016.

[Gambas:Video 20detik]

(ara/hns)

Hide Ads