"Ya namanya itu kan bermula dari data ekonomi Amerika baru keluar untuk kuartal I, angkanya bagus. Tingkat pengangguran menurun, soal ritel lebih baik, apalagi satu lagi datanya," katanya di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Jumat (20/4/2018).
"Sehingga market bacanya ah ini jadi ini nih kenaikan tingkat bunga 4 kali. Nah, sehingga mulai dia kemudian bergerak dollar menguat kepada mata uang. Memang akhirnya dampaknya tak sama, tapi pada dasarnya semuanya melemah terhadap dolar," sambung mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Darmin berharap BI bisa mengambil langkah-langkah menghadapi pelemahan rupiah.
"Kalau asal mulanya bukan dari dalam ya yang bisa melakukan upaya ya Bank Indonesia, satu. Yang kedua urusan hari ke hari itu jangan terlalu dianggap gawat gitu lho, namanya urusan hari ini begini dua hari lagi bisa lain lagi. Jadi perlu diperhatikan dan cermati apa yang perlu dilakukan BI," tutur Darmin.
Baca juga: Rupiah Melemah, IHSG Ikut Melempem |
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tembus ke level Rp 13.800 per US$. Angka ini lewat jauh dari asumsi yang sebesar Rp 13.400 per US$.
"Pada hari ini di antara mata uang Asia, pelemahan rupiah tercatat 0,7% dari penutupan hari sebelumnya yang merupakan pelemahan terbesar pada hari ini," kata Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada detikFinance, Jumat (20/4/2018). (hns/hns)