Kiki Widyasari, dari Layar Kaca Jadi Wasit Pasar Modal

Wawancara Dirut KSEI

Kiki Widyasari, dari Layar Kaca Jadi Wasit Pasar Modal

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 23 Apr 2018 08:05 WIB
1.

Kiki Widyasari, dari Layar Kaca Jadi Wasit Pasar Modal

Kiki Widyasari, dari Layar Kaca Jadi Wasit Pasar Modal
Dirut KSEI Friderica Widyasari Dewi. Foto: Agung Pambudhy/detikFoto
Jakarta - Bagi pelaku pasar modal, mendengar nama Friderica Widyasari Dewi sudah tidak asing lagi. Dia adalah Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Salah satu dari 3 SRO atau wasit di pasar modal.

Mumpung masih dalam nuansa perayaan Hari Kartini, detikFinance melakukan wawancara eksklusif dengan wanita yang akrab disapa Kiki tersebut. Dia bercerita tetantang perjalanan karirnya hingga sampai saat ini.

Menariknya, Kiki sebenarnya sudah lebih dulu tenar namanya di dunia hiburan. Pernah menjadi iktu dalam kontes putri kecantikan, membintangi iklan, hingga bermain peran dalam banyak sinetron.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun siapa sangka, Kiki yang pernah ingin menjadi mayoret itu sebenarnya sangat haus akan pendidikan. Dia juga ingin menjadi professional yang bekerja di institusi ternama. Sampailah dia bekerja di dunia pasar modal hingga saat ini.

Berikut wawancara lengkap detikFinance dengan kiki di Kantor KSEI, Gedung Bursa Efek Indonesia, Jumat, 20 April 2018:

Bisa diceritakan pengalaman karir Anda mulai dari dunia hiburan menjadi pimpinan tertinggi KSEI?
Orang yang kenal saya seperti keluarga atau teman teman dekat malah mereka ketika melihat saya entertainer kok bisa, karena kecilnya lebih senang ke dunia pendidikan. Waktu SMP saya lulusan terbaik di daerah, saya juga masuk SMA favorit kuliah juga di UGM.

Kenapa bisa masuk ke dunia seni karena waktu itu usia muda yang ingin mencoba sesuatu yang baru. Waktu itu saya ikut kontes putri-putrian gitu di Yogyakarta. Setelah itu banyak yang nawarin iklan sinetron dan lain-lain. Dari situ agak melenceng sedikit ya Tapi senang karena banyak dapat teman baru, merasakan dunia baru dan pengalaman baru.

Tapi kemudian saya sadari bahwa itu bukan sesuatu yang saya suka untuk masa depan, ya sudahlah Saya pikir itu sudah cukup. Kemudian balik ke sekolah menyelesaikan S1 langsung S2, karena saya merasa teman-teman udah lulus duluan saya merasa terlambat langsung cepat-cepat S2 di Amerika. Ketika saya kembali banyak yang masih menawarkan main sinetron, tapi saya bilang nggak, karena sekali kita mengambil keputusan never look back. Terus saya memilih kerja.

Waktu itu ada yang nawarin saya dari teman untuk menjadi direktur di perusahaan swasta. Tapi menurut saya something yang too good too be true itu nggak bagus. Saya bilang nggak, saya mau kerja dari bawah dan Saya mau bekerja di institusi yang terpandang yang semua orang tahu akhirnya saya memilih ke Bursa Efek Indonesia sebelumnya saya sempat jadi dosen di beberapa universitas.

Saya kerja dari bawah banget karena fokus bekerja waktu itu belum menikah jadi waktunya, bisa kerja sampai malam, weekend bisa kerja. Akhirnya dipromosikan, lalu 2009 ikut pemilihan direksi bursa terus di dapat jadi direktur. Kemudian saya jalani saja dan Alhamdulillah sekarang dipercaya menjadi Direktur Utama KSEI.

Apa bedanya kerjanya di dunia hiburan dengan professional? Apa pernah merasa rindu kerja di dunia hiburan?
Dunia entertaint itu saya bisa mengenal karakter orang bermacam-macam. Jadi tidak kaget lagi ketika masuk dunia kerja, karakter orang saya sudah banyak tahu. Dunia hiburan itu cukup menyenangkan, bisa punya banyak teman, banyak ketawa. Terkadang suka kangen, masih kontak dengan teman-teman, tapi hanya sekedar itu.

Kita sudah punya dunia sendiri. Saya ingat waktu shooting sinetron waktu break teman-teman lainnya bercanda tapi saya malah belajar. Kereka sampai tanya belajar apa sih, karena saya ada ujian.

Untuk kembali lagi saya rasa tidak,ada satu masa kita sama-sama tapi sekarang sudah punya dunia sendiri-sendiri tapi saling menghargai kalau ketemu ya suka refreshing.

Dalam meniti karir pernahkah mengalami kegagalan? Bagaimana cara untuk bangkit kembali?
Pastinya pernah, tapi menurut saya justru bagaimana kita bangkit dari keterpurukan. Kegagalan sendiri itu mungkin jadi modal untuk kita bangkit. Seperti saya mendidik anak-anak saya bagaimana menjadi pribadi yang tidak mudah menyerah. Bagi saya Semua orang pasti pernah mengalami masa yang tidak enak dalam hidupnya dan justru menggunakannya sebagai kesempatan untuk belajar dan untuk menjadi lebih baik.

Apa yang menjadi kunci kesuksesan Anda?
Kita harus tahu dulu passion kita apa, ada orang yang ingin menjadi entertaint ada yang ingin jadi pengusaha, atau jadi profesional. Semua bagus, intinya kita senang melakukan sesuatu. Seperti sekarang saya bekerja, setiap bangun tidur saya semangat apa yang bisa saya lakukan hari ini untuk pasar modal? Jadi kita bisa berkontribusi besar. Jadi pertama kita harus temukan passion kita dulu, baru kemudian itu akan mengarahkan kita menuju apa yang kita mau dan kerja keras tentunya.

Adakah cita-cita yang belum tercapai?
Yang belum itu social works. Kita hidup sebaik-baiknya berguna untuk orang lain, dalam posisi saya saat ini bermanfaat untuk keluarga, untuk suami, anak dan untuk komunitas pasar modal. Tapi ke depannya saya ingin lebih banyak untuk berguna di kemanusiaan. Sekarang sih sudah tapi baru sekedar ikutan saja. Menurut saya hebat ada orang yang bisa mengorganisir sesuatu untuk berbagi sesama

Itu di luar pekerjaan, saya ingin terus bekerja karena menurut saya perempuan itu memang harus selalu aktif. Perempuan itu banyak energinya kita bisa multitasking mengurus anak,urus suami, semuanya. Kebetulan saya senang bekerja, ingin terus bekerja tapi di samping itu ingin mengorganisir social work.

Menurut Anda wanita Indonesia seharusnya seperti apa?
Saya mengagumi Kartini dari kecil, karena saya di Jawa Tengah dari kecil selalu ada karnaval pada saat Kartini Day. Saya senanh banget pakai sanggul dan lain-lain. Tapi belum mengenal Kartini yang sebenarnya. Seiring bertambah usia saya mempelajari melalui buku, baca surat-suratnya, dan ternyata Kartini itu yang paling saya kagumi adalah pemikirannya yang bisa melampaui zamannya.

Di tahun itu beliau sudah bisa tahu misalnya ke depan itu kesetaraan gender seperti apa, perempuan harus seperti apa. Beliau mengatakan tentang keberagaman, menjadikan individu lebih baik. Jadi konsep-konsep Kartini itu kalau diaplikasikan saat ini kontekstual banget dan itu saat 100 tahun yang lalu. Jadi saya semakin kagum dengan beliau.

Saya lihat dari beliau ini saya kira perempuan Indonesia itu harus mampu berfikir kritis tentang apapun yang terjadi di sekeliling kita. Mampu mengintisarikannya dan bermanfaat untuk sesama. Mungkin lingkungan paling kecil untuk keluarga kita untuk anak, untuk suami, untuk komunitas kita. Jadi dengan porsinya masing-masing setiap perempuan bisa memberikan manfaat.

Klik next untuk melanjutkan

Apakah perempuan harus bekerja?
Tidak, karena saya melihat ibu saya. Saya yakin Ibu saya itu orangnya cerdas tahun 60-an sudah masuk UGM, tapi beliau memilih untuk mengikhlaskan semuanya untuk mengurus 6 anaknya. Saya melihat ibu saya sebagai ibu rumah tangga itu luar biasa, kontribusinya begitu besar.

Jadi jangan bilang oh perempuan yang sukses adalah yang bekerja, enggak juga. Perempuan bisa sukses ketika membesarkan anaknya. Karena orang yang sukses itu ibunya pasti cerdas , bukan dalam arti dia bekerja, tapi artinya dia bisa memberikan bekal nilai-nilai kepada anak-anaknya

Apakah menurut Anda wanita yang sukses tidak boleh tunduk dengan suami?

Tidak, menurut saya suami yang mengizinkan istrinya bekerja itu sama saja 50% egonya sudah dipangkas. Itu kita harus apresiasi. Jangan mentang-mentang kite bekerja kita jadi sombong dengan suami. Keluarga adalah fondasi dari semuanya, kalau keluarga sakinah mawadah warahmah, Insya Allah rezeki akan mengalir terus.

Apa kegiatan Anda di sela-sela kesibukan?
Saya enggak punya hobi yang fancy, seperti koleksi apalah. Karena saya seorang ibu begitu ada waktu luang ya sama anak-anak. Waktu itu sangat mahal. Orang lain mungkin kalau ada waktu libur, inginnya liburan. Tapi kalau saya inginnya di rumah, karena kerja saya udah travelling ke mana-mana. Waktu saya biasanya dengan keluarga akhri pekan, atau pagi sempetin nganterin anak dulu ke sekolah.

Jadi harus dibela-belain walaupun saya di kantor sebagai CEO, tapi di rumah nggak boleh bersikap seperti itu, kalau di rumah saya tanya ke suaminya mau makan apa mau diambilin apa, tetap harus seperti itu. Jadi di rumah ya bosnya mereka.

Apa arti kesuksesan bagi Anda?
Sukses itu ketika kita bisa mendapat sesuatu yang sesuai dengan passion kita. Kedua ketika kita bisa bermanfaat untuk orang lain. Jadi sukses itu tidak harus kaya atau apa. Di setiap peran, sekecil apapun peran kita pasti ada kata sukses. Misalnya ya kita sukses ketika kita bisa membesarkan anak kita, sukses menjadi istri kalau bisa mengawal keluarga tetap utuh, bisa mendampingi suami.

Jadi saya melihat sukses itu multidimensi dari sisi yang berbeda-beda yang penting jangan terus ada di zona nyaman. Oh saya sudah sukses, akhirnya kita jadi pribadi yang berhenti. Padahal begitu kita berhenti ya kita dalam tanda kutip mati. Jadi kita harus terus belajar, explore hal-hal yang baru yang menyenangkan. Itu membuat kita keep alive.

Bagaimana Sumbangsih Anda terhadap wanita dan pasar modal?
Saya masuk pasar modal pasar modal itu identik dengan bapak-bapak, dunia membosankan, dunia elit, dunia yang sulit. Ketika saya masuk bursa kita menggarap program yang lebih mudah ditangkap, bahasanya menggunakan bahasa umum.

Sekarang pertumbuhannya lumayan, 4 tahun yang lalu jumlah investor perempuan cuma 40.000 sekarang sudah 480.000. Pertumbuhannya dalam 4 tahun yaitu 1.000%. laki-laki pertumbuhannya cuma 7 kali lipat. Dulu waktu 4 tahun yang lalu persentase investor di pasar modal itu perempuan 30% dan laki-laki 70%, sekarang perempuan sudah 46% dan laki-laki 50% lebih. Pencapaian yang luar biasa.

Ada quote yang saya suka if you educate a man you educate a man, but if you educate a women you educate a generation. Karena itu investasi itu masuknya lewat ibu-ibu dan itu sukses.

Hide Ads