Kepala Subdirektorat Perencanaan dan Strategi Pembiayaan DJPPR Kementerian Keuangan, Erwin Ginting mengatakan total utang pemerintah akan bertambah Rp 10,96 triliun setiap terjadi pelemahan Rp 100 per dolar AS.
"Jadi dengan stok utang valas sebesar US$ 109,6 miliar, bisa terjadi depresiasi Rp 100 per dolar AS, utangnya nambah Rp 10,96 triliun," kata Erwin saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Selasa (24/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erwin menjelaskan, utang pemerintah dalam valas terdiri dari beragam mata uang. Tiga yang dominan, yaitu dolar AS, euro, dan yen. Namun bila disetarakan, maka utang dalam bentuk valas ekuivalen dengan US$ 109,6 miliar.
Dengan demikian, pelemahan rupiah pada saat ini akan membuat total utang menjadi lebih besar. Kemarin dolar AS sempat berada di level Rp 13.940.
Erwin meminta masyarakat tidak terlalu khawatir. Utang pemerintah dalam mata uang asing ini tidak serta merta langsung dibayar atau dilunasi pada saat ini juga, melainkan sudah sesuai dengan jatuh temponya.
"Kembali lagi, keseluruhan utang itu punya jatuh temponya yang dikelola sedemikian rupa sehingga tidak memberatkan saat pembayaran kembali," jelas dia.
Baca juga: Ini Dampaknya Bila Dolar Terus 'Mengamuk' |