Tak hanya suka makan rendang, Meisya juga terjun ke bisnis kuliner dengan mengusung nama produk Rendang Nantulang. Bisnis rendang ini dirintis sejak 2012 bersama suaminya, Bebi Romeo.
"Awal mula jadi memang aku seneng banget kuliner ,dan salah satu kesukaan kita itu rendang dengan awalnya kita suka nyobain rendang di a, b, c, d (tempat) timbul lah complain pribadi kaya, ini kurang pedes ya, kok daging doang kenapa nggak ada paru, jengkol lebih enak atau kalau daging ayam juga lucu," kata Meisya dalam acara Ayo UMKM Jualan Online di Thamrin City, Jakarta, Selasa (24/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meisya tak langsung menyanggupi saran tersebut. Ia sempat takut gagal memulai bisnis, namun dengan semangat sang suami, ia perlahan mulai merintis bisnis kuliner rendang.
"Ah takut nggak laku, takut gagal, banyaklah berkecamuk. Tapi dengan semangat Bebi yang dukung aku sudah mulai produksi trial error dengan segala macam suka dukanya, akhirnya lima tahun jalan," tutur Meisya.
Meisya merogoh Rp 50 juta dari koceknya sebagai modal awal memulai bisnis kuliner rendang. Modal itu dipakai antara lain membeli mesin mengolah daging menjadi rendang.
Terjun langsung
Dalam menjalankan bisnis kuliner ini Meisya terjun langsung mengolah rendang, terutama berkaitan dengan rasa.
"Terjun langsung karena aku punya standar khusus untuk taste ciri khas rasa untuk rendang Nantulang. Repotnya, bikin rendang itu 1 kg ok aku sudah dapet karakter gini, lolos. Tapi kan mesti buat produksi 25 kg, coba dulu 5 kg resepnya 1 kg kali lima dan rasanya berantakan," ceritanya.
"Jadi komposisi itu nggak bisa langsung coba lagi 10 kg gagal lagi kurang asin, kurang pedes jadi itu prosesnya banyak dan lama sekali dan sering banget hasil gagal itu jadi nggak mudah sih tapi pada akhirnya ada hasilnya," lanjut Meisya.
Kerja kerasnya meramu produk rendang dengan cita rasa khas terbayarkan. Kini Meisya mampu memproduksi hingga 400 kg/bulan dengan omzet hingga Rp 100 juta/bulan. Selain itu, ia juga mempekerjakan 7 karyawan.
"Alhamdulillah ini jadi usaha, antara Rp 50 juta sampai Rp 100 juta rata-rata per bulan (omzet). Produksinya 100 sampai 150 kg tapi kalau Lebaran itu bisa produksi sampai 400 kg," ungkapnya
.
Produk kuliner rendang racikan Mesiya dipasarkan secara offline maupun online. Selain lewat WhatsApp, Meisya memasarkan produknya lewat Shopee, Tokopedia, dan Go-Food.
Sebagai penutup, Meisya mengajak siapapun tak takut memulai bisnis dan mengembangkannya lewat inovasi.
"Yang penting jangan takut mencoba. Jadi apapun yang kalian pikir ini bisa dibisnisin, punya prospek yang ok coba saja dulu foto kemudian posting dan bikin deskripsi dan join ke marketplace. Sesimpel itu, kalau respons dari masyarakat oh kurang ternyata coba lihat-lihat dengan produk kompetitor, cari inovasi yang cocok, berinovasi dengan packaging dan marketing, jangan takut mencoba," pungkasnya. (hns/hns)