Dolar Perkasa, Siap-siap Harga Makanan Naik

Dolar Perkasa, Siap-siap Harga Makanan Naik

Hendra Kusuma - detikFinance
Rabu, 25 Apr 2018 11:50 WIB
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) bakal mengencangkan ikat pinggang guna mengantisipasi keperkasaan dolar terhadap rupiah.

Nilai dolar Amerika Serikat (AS) terus mendekati angka Rp 14.000. Dari data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) kemarin, (24/4) nilai 1 dolar tercatat Rp 13.999.

Wakil Ketua GAPMMI Sribugo Suratmo mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah langsung berdampak pada biaya bahan baku impor untuk makanan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebagian besar bahan baku yang impor itu langsung kena, gandum, tepung terigu, sebagian kita kan memang terus terang memakai bahan baku itu," kata Sribugo saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Rabu (25/4/2018).


Selain gandum dan tepung terigu, bahan baku pembuatan plastik kemasan pun terkena dampaknya. Sehingga harga jual makanan dan minuman dalam kemasan berpotensi naik.

"Jadi ya makanan dan minuman dalam kemasan, kalau minuman kan botol pelastik, bahan baku pelastiknya impor," ujar dia.


Meski demikian, kata Sribugo, GAPMMI masih belum menentukan kapan untuk menaikan harga makanan dan minuman dalam kemasan yang bahan bakunya berasal dari impor. Yang pasti pihaknya akan mengefisiensikan produksi.

"Siap-siap pasti, dan yang penting harus efisien, jangan boros. Seminggu dua minggu ini," tutup dia. (dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads