Dolar AS Ngamuk Bikin IHSG Anjlok

Dolar AS Ngamuk Bikin IHSG Anjlok

Danang Sugianto - detikFinance
Rabu, 25 Apr 2018 19:11 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Penguatan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) diyakini menjadi penyebab runtuhnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Tercatat hari ini IHSG anjlok 149,785 poin atau 2,40% ke 6.079,850.

Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali meyakini bahwa pasar modal terimbas dari penguatan dolar AS. Indikasinya terlihat dari meningkatnya imbal hasil dari pasar surat utang di AS.

"Betul ada imbas dari pergerakan dolar juga. Kita bisa lihat secara global juga semua equity market mengalami penurunan disebabkan oleh meningkatnya yield dari 10 years treasury bond di US$ mencapai >3.0% sehingga yield SUN juga meningkat ke level 6.995% (+157 bps)," terangnya kepada detikFinance, Rabu (25/4/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Hal itu membuat investor asing menarik dananya dari pasar modal Indonesia. Frederik mencatat investor asing hari ini menarik dananya hingga Rp 1,95 triliun.

Kondisi tersebut juga akan mempengaruhi pergerakan saham-saham di sektor keuangan. Sebab rencana The Fed yang akan menaikkan suku bunga juga memberikan tekanan kepada Bank Indonesia untuk juga menaikkan suku bunga.

"Fokusnya akan beralih pada volume penyaluran dana dan pendapatan non bunga untuk mempertahankan profitabilitas," imbuhnya.

Pelemahan IHSG hari ini sendiri dipicu melemahnya 10 sektor saham sekaligus. Saham sektor keuangan turun paling dalam sore ini sebesar 4,07%.


Perdagangan saham sore ini terpantau ramai dengan frekuensi perdagangan saham 423.860 kali transaksi sebanyak 8,9 miliar lembar saham senilai Rp 8,5 triliun. Sebanyak 92 saham menguat, 303 saham melemah dan 89 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan siang ini dan masuk jajaran top gainers di antaranya adalah, Saratoga (SRTG) naik Rp 340 ke Rp 4.500, Hotel Sahid (SHID) naik Rp 240 ke Rp 1.550, Astra Otoparts (AUTO) naik Rp 220 ke Rp 1.860 dan Baramulti (BSSR) naik Rp 220 ke Rp 2.800.

Sementara saham-saham yang masuk jajaran top losers di antaranya adalah, Unilever Indonesia (UNVR) turun Rp 2.000 ke Rp 46.000, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.700 ke Rp 70.800, Indo Tambangraya turun Rp 1.200 ke Rp 25.450 dan Bank Central Asia (BBCA) turun ke Rp 1.175 ke Rp 21.750. (dna/dna)

Hide Ads