Nama beken yang pernah merasakan jasa dari Rachmat Saleh adalah Abdul Latief yang membawa puluhan pengusaha muda. Selain itu, pengusaha senior yang kini jadi taipan properti Ciputra pun pernah dibantu oleh Rachmat.
Dalam buku berjudul Legacy, Sang Legenda Kejujuran Rachmat Saleh yang ditulis Syafrizal Dahlan dkk, Rachmat Saleh disebutkan membantu Ciputra dalam mengembangkan pembangunan Ancol II - Dunia Fantasi (Dufan).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun memberanikan diri untuk menghadap Rachmat Saleh dan mempresentasikan proyek tersebut dengan harapan pembangunan tersebut dapat dibantu pembiayaannya.
"Pertemuan itu paling-paling hanya membuat dia dan Rachmat Saleh berkesempatan berbincang ala kadarnya. Kalaupun membantu memperoleh kredit untuk proyek Ancol II, Rachmat Saleh paling banter cuma menelepon direksi bank," pikir Pak Ci seperti ditulis Syafrizal Dahlan Dkk dalam buku Legacy Sang Legenda Kejujuran Rachmat Saleh.
Namun siapa kira, pertemuan tersebut justru dibalas dengan pertemuan lainnya bersama Direktur Bank BNI kala itu Somala Wiria, Direktur Keuangan Bank BNI Teuku Abdullah, dan Kepala Divisi Kredit Widigdo Sukarman.
Lantas, kredit pun diberikan untuk pembangunan proyek dengan jangka tujuh tahun. Namun Pak Ci mambayar lunas cicilan tersebut dalam waktu empat tahun untuk mambalas kebaikan tersebut.
"Untuk membalas kebaikan Pak Rachmat dan direksi BNI, sebelum empat tahun semua kredit itu saya lunasi," terang Pak Ci.
Ia pun menilai bahwa Rachmat Saleh bukan lah seorang rasialis ataupun segregatif (pemisah berdasarkan ras atau etnis tertentu) seperti dipikirkan orang terkiat kebijakan untuk mendorong pengusaha pribumi.
"Pak Rachmat Saleh membantu siapa saja yang ingin memajukan Negeri ini. Pribumi dia bantu. Saya yang keturunan Tionghoa juga dia bantu," kisah Ciputra.