Dalam pertemuan yang berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta itu, Darmin melaporkan harga daging dan beras di Jabodetabek.
"Saya melapor saja mengenai situasi harga daging, harga beras. Itu saja," kata Darmin di Komplek Istana, Jakarta, Jumat (27/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Artinya harga daging saya sampaikan sudah mulai ada turun, artinya walaupun belum merata tapi beberapa banyak tempat di Jabodetabek, yang goyang terus kan di Jabodetabek itu sudah mulai ada yang sudah Rp 80.000," tambah dia.
Jenis daging yang dibanderol Rp 80.000 ini merupakan daging beku (frozen) dan daging chill. Menurut Darmin, untuk harga daging tidak bisa dipatok sama rata di semua jenisnya.
"Daging itu banyak macamnya, itu selalu susah dijawab, paha depan, paha. belakang lain. Intinya kita ingin mendorong harga itu turun pada bulan puasa sampai Lebaran. Harga daging kita ingin banyak pilihan Rp 80.000 nggak semua yang namanya daging kalau bagian yang mahal pasti di atas Rp 110 ribu, tapi kita ingin ada yang paha depan itu standarnya kita ingin Rp 80.000," jelas mantan Gubernur Bank Indonesia itu.
Sementara untuk beras, Darmin melaporkan harganya masih di atas dari harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah. Saat ini, untuk beras medium Rp 10.500-Rp 11.000 dan premium Rp 13.000 per kg.
Sedangkan sesuai ketentuan HET, harga beras medium Rp 9.450/kg dan beras premium Rp 12.800/kg.
"Kita sedang mendorong turun, malah kita ingin di bawah HET selama puasa," tegas Darmin.
Upaya yang dilakukan pemerintah agar harga pangan inti menurun serta stabil selama puasa dan Lebaran, yaitu dengan beberapa cara. Untuk daging, Kementerian Perdagangan hanya menerbitkan izin impor kepada perusahaan yang mau menjual daging paha depan dan semacamnya Rp 80.000 per kg. Jika tidak, maka izin tersebut tidak diberikan.
"Kalau untuk beras intinya itu kita harus lepas makin banyak (operasi pasar)," terang Darmin. (hns/hns)