Belakangan percakapan tersebut ternyata disadap oleh seseorang. Percakapan yang menjadi viral tersebut tampaknya direkam oleh jenis penyadap suara.
Dari data yang dihimpun detikFinance, ada berbagai jenis alat sadap, mulai dari alat penyadap sederhana seperti perekam suara dan kamera tersembunyi dalam berbagai bentuk bisa ditemukan di Pusat Penjualan Elektronik Glodok, Jakarta Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Wah kalau itu (alat sadap) sudah nggak ada yang jual, mau keliling-keliling juga nggak ada yang majang," kata dia kepada detikFinance, di Gedung LTC, Glodok, Senin (30/4/2018).
Dirinya mengatakan dulu memang dijual secara bebas, namun belakangan ada larangan penjualan dari pihak toko dan pihak berwenang.
"Kalau itu kan dipakainya sama pihak berwenang," kata dia.
Dari pantauan detikFinance, para pedagang kebanyakan menjual alat elektronik seperti CCTV, walkietalkie dan beberapa alat elektronik lainnya.
Setelah berkeliling untuk menemukan toko alat penyadap suara, tidak ada satupun pedagang yang menjual alat sadap.
"Nggak bakal ada yang bilang mereka jual, karena memang nggak boleh," kata diam
Dari data yang dihimpun detikFinance di tahun 2014 produk-produk alat penyadapan banyak dijual di Pusat Penjualan Elektronika, Glodok, Jakarta Barat. Umumnya yang dijual, jenis alat sadap sederhana dengan harga sangat terjangkau.
Kala itu, sepanjang pertokoan Glodok, banyak yang menjual alat penyadap. Harga yang ditawarkan cukup terjangkau antara Rp 300.000-Rp 450.000 per alat.
Seorang penjual alat sadap, bernama Ade (25) menjual alat penyadap sederhana berbagai jenis seperti perekam suara dan gambar tersembunyi dalam berbagai bentuk.
"Beda-beda harganya kalau bentuk pulpen Rp 450.000, bentuk gantungan kunci Rp 350.000, bentuk kancing Rp 300.000," ujar Ade.
Ade menyebutkan, ada berbagai macam alat penyadap yang dijual dan beserta fungsinya. Misalnya alat penyadap yang bisa diselipkan di baju layaknya kancing baju.
Cara menggunakannya pun mudah. Hanya dengan menekan tombol record kemudian posisikan bagian kamera di depan. Kamera ini bisa langsung merekam segala aktivitas yang terpancar sinar sensor. Alat ini bisa merekam gambar dan suara.
Alat penyadap sederhana berbentuk kancing ini mampu merekam hingga 1 jam. Selain itu, memiliki keunggulan karena tidak perlu menggunakan baterai cukup dengan di-charge. Memorinya pun bisa disesuaikan dengan keinginan sesuai dengan kapasitas kartu memori yang dipakai.
"Ini banyak dipakai," ujar Ade.
Sementara itu, untuk alat penyadap berbentuk pulpen dibanderol dengan harga Rp 450.000 per buah, cara kerjanya juga sama dengan bentuk kancing. Namun alat ini dijual lebih mahal karena bentuknya dianggap lebih menarik.
"Yang pulpen juga banyak yang beli soalnya katanya gampang dipakai dan nggak ketahuan, kayak pakai pulpen saja," ungkapnya.
Ada juga alat penyadap berbentuk gantungan kunci. Harganya sekitar Rp 350.000 per buah, cara kerja dan penggunannya sama dengan alat yang berbentuk kancing dan pulpen.
Selain itu, ada alat penyadap model kacamata hitam. Seseorang bisa merekam segala aktivitas dengan hanya menggunakan kacamata. Keunikannya yaitu, tak ada yang menyangka jika kacamata bisa digunakan untuk penyadapan. Harganya sekitar Rp 350.000 per buah.
Alat penyadap model jam tangan juga dijual bebas di Glodok dengan harga Rp 300.000 per buah. Cara kerjanya tak jauh berbeda dari beberapa model di atas, cukup menekan tombol rekam semua bisa terekam sejauh sinar sensor terpancar.
"Tapi nggak kelihatan sinarnya," katanya.
Pedagang Glodok lainnya bernama Rusdi, ia mengatakan kawasan pertokoan elektronika Glodok banyak menjual alat sadap. "Banyak yang jual, lumayan laku," terangnya.
Sedangkan pedagang lainnya, yang tidak mau disebut namanya mengatakan alat penyadap mudah diperoleh di kawasan emperan pertokoan Glodok.
"Kalau di sini ya bisa dicari, sepanjang jalan sini. Coba kalau di toko-toko kan nggak boleh dijual, ini hanya orang-orang tertentu saja, nggak sembarangan," katanya. (dna/dna)