AVP Corporate Communication PT Jasa Marga (Persero) Dwimawan Heru mengatakan pihaknya sebenarnya sudah melakukan sejumlah upaya untuk mengurangi truk overload yang masuk ke tol, namun hal itu tak maksimal dilakukan lantaran tak selalu dilakukan karena perlu koordinasi dengan para pemangku kebijakan lainnya.
"Truk itu masuk kan tidak bisa kita halangi selama mereka sesuai aturan nge-tap. Tapi memang berdasarkan penerapan overload over dimension itu, 60-70% kami perkirakan truk yang lewat di tol kami itu overload," katanya kepada detikFinance saat dihubungi, Senin (30/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau saat pelaksanaan kami kerja sama dengan kepolisian, perhubungan, dan kejaksaan. Jadi langsung didenda di situ. Memang belum ada penerapan jembatan timbangnya. Selama ini kita pakai yang kita punya, jembatan timbang portable yang digunakan untuk operasi penertiban," katanya.
Sementara Wakil Presiden Direktur PT Lintas Marga Sedaya (LMS) Firdaus Azis mengatakan, pihaknya selama ini tak bisa berbuat banyak terhadap truk yang membawa muatan berlebih itu. Pasalnya, tol Cipali menampung langsung kendaraan yang datang dari tol Jakarta-Cikampek dan menerapkan sistem tertutup, sehingga kendaraan yang sudah masuk tak bisa keluar lagi terlebih dengan panjang ruas tol Cipali yang cukup panjang.
"Kita kan nggak bisa melarang mereka masuk ke tol kita karena nggak ada jalan keluar lagi. Karena kita letaknya di tengah. Dari arah Cirebon pun kita terima tol dari Palimanan-Kanci," katanya.
"Ada ide kita ada pasang alat untuk buat menimbang. Mungkin langkah terdekat yang kita lakukan adalah dengan mengalihkan keluar ke tol yang terdekat. Tapi kondisi tol kita, exit yang terdekat kan juga jaraknya jauh, itu yang bikin serba susah," pungkasnya.
Baca juga: Masih Banyak Truk 'Obesitas' Masuk Tol |