Menurut Hariyadi pihak pengusaha tidak diajak bicara dalam menentukan cuti Lebaran tahun ini.
"Jadi memang kita nggak diajak ngomong pembicaraannya bagaimana, sehingga begitu diumumkan perpanjangan ya itu sudah pasti merugikan perusahaan," kata Hariyadi saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Rabu (2/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Cuti Lebaran |
Dia menjelaskan cuti bersama yang jumlahnya ditambah akan memicu biaya produktivitas membengkak hingga pengurangan jatah cuti bagi para pegawai.
"Dari segi biaya akan nambah biaya, karena menyangkut jadwal produksi yang berubah kemungkinan lembur di depan, kalau ekspor akan atur ulang jadwal loading kapal," jelas Hariyadi.
Baca juga: Revisi Cuti Lebaran Bikin Masyarakat Kecewa? |
Selain itu berimbas ke arus distribusi barang. Saat mudik Lebaran, truk pengangkut logistik tidak boleh beroperasi.
"Lalu dari segi karyawan jatahnya setahun 12 hari, sekarang kalau diambil 7 hari kasian juga. Itu yang tidak dipikirkan," jelas dia.
Untuk itu, Hariyadi mengungkapkan Apindo mendorong pemerintah untuk melakukan evaluasi bahkan merevisi jumlah cuti bersama pada saat Lebaran yang sebelumnya ditetapkan 10 hari.
"Jadi banyak hal yang harusnya tidak mengubah-ubah, jangan bikin yang nggak-nghak, itu menimbulkan distorsi. Ini kelihatan sepele tapi tidak sepele," tegas dia. (hns/hns)