Hasil ini di dapatkan dari 385 mitra pengemudi roda 2, 375 konsumen, dan 94 mitra UMKM. Dampak dari kehadiran Go-Jek rupanya tidak hanya berpengaruh secara signifikan di sektor tenaga kerja di mana Go-Jek kini memiliki 1 juta mitra pengemudi.
Hasil penelitian LD FEB UI ini juga melihat bahwa kehadiran Go-Jek juga menumbuhkan perekonomian UMKM yang menjadi mitra Go-Jek. Fitur Go-Food rupanya meningkatkan efisiensi dan pangsa pasar UMKM kuliner, serta volume transaksi mitra UMKM setelah menjadi mitra Go-Jek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau restoran-restoran yang udah lama berdiri, dari tahun 70 misalnya, itu kan udah punya pasar tersendiri. Walaupun tidak mengandalkan pesan antar, tapi dengan adanya Go-Food, mereka akhirnya melayani itu," terangnya.
Fakta itu dikuatkan dengan temuan data penelitian LD FEB UI yang menunjukkan bahwa sebesar 44,7 % mitra UMKM tidak pernah melayani pengiriman sebelum bergabung menjadi mitra Go-Jek. Sedangkan sebesar 70% mitra UMKM mulai memberlakukan pemesanan online karena Go-Jek. Hal ini sekaligus menguatkan fakta bahwa kehadiran Go-Food mempengaruhi gaya penjualan UMKM di Surabaya.
"Kayak kemarin saya makan pecel ambulan, tempatnya ternyata di petemon. Waktu saya makan, rasanya enak. Begitu sampai ke lokasi, 'loh kok tempatnya gini'. Jadi yang kita dapati, banyak warung-warung itu tempat makannya kecil, tapi driver go-jek pada ngantre semua." ujar Alfindra.
Ada pula bisnis-bisnis yang baru yang justru lebih mengandalkan penjualan melalui Go-Food. Alfindra Primaldhi, mengatakan bahwa banyak bisnis-bisnis startup yang memiliki tempat yang kecil dan tenaga kerja yang sedikit karena penjualan dapat dimaksimalkan melalji Go-Food tersebut.
"kita dapati ada merchant yang cuma buka satu mesin kopi, tapi jualannya online. Itu tenaga kerjanya sedikit itu." ujar Alfindra.
Status ketenagakerjaan
Secara keseluruhan, Go-Jek berhasil berkontribusi sebesar Rp 49 miliar per tahun pada ekonomi Surabaya melalui penghasilan mitra UMKM. Dari 57,5% responden yang terdaftar mengaku memiliki peningkatan omset sebesar 10% sedangkan 27,66% mengalami kenaikan omset yang signifikan.
Selain di sektor ekonomi, kehadiran fitur Go-Food juga membuka akses pasar, serta mendorong para pelaku UMKM untuk memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan aset usaha. Sebanyak 60% mitra UMKM mengaku bergabung dengan mitra Go-Jek untuk mengadopsi perkembangan teknologi. Bahkan, 73,86% responden mengaku bisa meninvestasikan kembali pendapatan yang didapatkan karena kehadiran Go-Food.
Sedangkan dari sisi mitra pengemudi sendiri, Go-Jek dinilai mengurangi tekanan penganguran. Hal yang menonjol dari penelitian ini adalah minimnya syarat menjadi pengumid Go-Jek. Lain hal dengan buruh yang rata-rata memerlukan ijazah, pengemudi Go-Jek hanya membutuhkan sim C.
"kalau buruh kan biasanya ditanya, ijazah apa? Kalau Go-Jek? Paling cuma sim C." ujar Alfindra.
Sedangkan dari konsumen sendiri, Go-Jek menjadi pilihan transportasi utama. 99% responden mengatakn puas menggunakan Go-Jek. Angka ini didapatkan dari jawaban responden yang mengatakan aman (96%)dan nyaman (99%) menggunakan jasa Go-Jek.
Alfindra mengatakan dari hasil tersebut, konsumen dikatakan cukup bergantung dengan Go-Jek melihat jawaban konsumen bahwa Go-Jek berdampak cukup baik. Selain itu, data penelitian LD FEB UI ini, juga menunjukkan bahwa konsumen akan merasakan dampak buruk bila kehilangan Go-Jek.
"kita sempat melakukan wawancara kepada beberapa konsumen wanita bahwa kalau pakai Go-Jek lebih aman dibandingkan ojek konvensional. Kalau ojek pangkalan biasanya bergantung ojek langganan, tapi juga biasanya ga ada. Sedangkan kalau Go-Jek kan ada standarnya, kayak helmnya bersih dan lain-lain." ujar Vida Paramadi peneliti lainnya.
Namun penelitian ini masih harus dikembangkan lagi. Salah satu yang menjadi perhatian isu, menurut Turro S. Wonkareng, Ketua LD FEB UI, yaitu tentang status ketenagakerjaan. Ia menjelaskan bahwa posisi para mitra pengemudi Go-Jek sebenarnya memasuki area abu-abu, apakah mereka adalah pekerja atau mitra. Ia menjelaskan bahwa walaupun para pengemudi dianggap sebagai mitra, nyatanya Go-Jek memberikan asuransi BPJS ketenagakerjaan.
"beberapa driver malah menegaskan, 'kita ini pekerja! Buktinya ini kita dapat perintah?' Padahal juga sebenarnya nga jelas, apakah itu perintah dari konsumen atau dari Go-Jek." Ujar Turro. (hns/hns)











































