Rizal pun menegaskan bahwa ide debat itu bukan murni inisiatif darinya. Ajakan debat itu sebenarnya hanya menyambut undangan Presiden Joko Widodo.
"Kan Presiden Jokowi yang ngajak duluan, silakan yang punya data berdebat dengan Menteri Keuangan. Saya hanya menyambut undangan Presiden. Kan yang mulai Pak Presiden dulu," tuturnya kepada detikFinance, Jumat (4/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan itu lantas direspons oleh Rizal Ramli. Dalam akun Twitter-nya dia menantang Sri Mulyani berdebat soal utang pemerintah yang jumlahnya sudah tembus Rp 4.000 triliun itu.
Namun ajakan itu hingga kini belum mendapatkan respons. Ketika ditanya oleh awak media dia hanya melempar senyum.
Dalam debat itu, Rizal mengaku ingin membuktikan bahwa data-data yang dimiliki Sri Mulyani tidak komprehensif. Secara tidak langsung dia juga menyebut Sri Mulyani bagian dari masalah utang negara.
"Nanti saja, nanti tahu lah siapa yang pakai data-data sepotong, siapa yang bagian dari masalah, siapa yang selalu menerbitkan surat utang dengan bunga ketinggian," tegasnya.
Sebelumnya dia juga menyindir pemerintahan era SBY telah menerbitkan utang hingga US$ 43 miliar dengan bunga 2% lebih mahal dari Thailand, Filipina dan Vietnam. Padahal kata Rizal negara-negara itu rating utangnya lebih rendah dari Indonesia.
"Mbok Sri tanggung jawab dong!" seru Rizal dalam akun Twitternya.