Dijelaskannya, pelemahan rupiah berdampak bagi industri penerbangan lantaran biaya-biaya operasional ada yang menggunakan mata uang dolar, misalnya biaya sewa pesawat oleh perusahaan maskapai penerbangan. Pasalnya tidak semua maskapai memiliki pesawat sendiri.
Selain itu, biaya bahan bakar avtur untuk menggerakkan pesawat juga mengacu pada nilai mata uang dolar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Melesat 1,6%, IHSG Belum Balik ke 6.000 |
"Ngaruhnya ke harga pokok. Kalau semua itu kan mereka leasingnya dalam dolar," kata Budi Karya di kantornya, Senin (7/5/2018).
Melihat pergerakan nilai tukar dolar yang terus menguat, Budi juga berencana membahas masalah ini dengan perusahaan di sektor penerbangan.
Baca juga: Dolar AS Sudah Rp 13.995 Sore Ini |
"Makanya kita mesti bahas. Saya harus bicara dengan teman-teman operator supaya bisa tetap mendapatkan harga yang kompetitif," jelasnya.
Dia pun berharap penguatan dolar AS terhadap rupiah hanya bersifat sementara.
"Saya berharap nanti (dolar) turun lagi," tambahnya (zlf/zlf)











































