"Kebutuhan protein hewani, tidak hanya dari daging sapi saja, akan tetapi bisa dari daging ayam, telur, daging kelinci, kambing dan domba, serta hasil ternak lainnya," jelas Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di acara Panen Pedet dan Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja) Senin (7/5/2018).
Target swasembada protein sudah tercapai karena Indonesia sudah mengekspor hasil peternakan. Indonesia sudah mampu mengekspor sejumlah produk peternakan bernilai strategis," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia harus di tingkatkan untuk melahirkan generasi penerus bangsa yang sehat dan cerdas. Dalam mesempatan ini menteri Amran juga melakukan penyerahan bantuan Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja) berupa kelinci kepada 20 KK masing-masing 25 ekor.
"Saya ingin Indonesia sejajar dengan negara maju lainnya, untuk itu saya meyakini bahwa dengan majunya pengembangan komoditas peternakan ke depan, dapat saya pastikan sumber daya generasi kita mendatang akan menjadi lebih baik, terutama dengan adanya ketersediaan dan banyaknya pilihan protein hewani bagi masyarakat," ucap Amran.
Amran mengungkapkan, kebutuhan protein hewani tidak hanya dari daging sapi saja, akan tetapi bisa dari daging ayam, telur, daging kelinci, kambing dan domba, serta hasil ternak lainnya. Menurutnya, target swasembada protein sebenarnya sudah tercapai karena Indonesia sudah mengekspor hasil peternakan.
Indonesia sudah mampu mengekspor sejumlah produk peternakan bernilai strategis ke beberapa negara, seperti: olahan daging ayam, pakan ternak, telur tetas ayam ras/persilangan, kambing/domba, vaksin dan obat hewan, serta produk pangan hewani lainnya. Sejauh ini, keseluruhan peternakan Indonesia sudah mampu menembus lebih dari 110 negara.
"Tiga hari lalu, kita ekspor perdana DOC (Day Old Chicken) ke Timor Leste, setelah sebelumnya kita ekspor daging ayam olahan ke Jepang sebanyak 12,5 ton, Papua Nugini 24 ton dan Timor Leste 6,6 ton," ujarnya.
Menurutnya, sejak tahun 2015 Indonesia juga telah melakukan ekspor telur tetas ayam dengan jenis ayam ras ke Myanmar, dan hingga Maret 2018 jumlah komulatif yang sudah diekspor sebanyak 10.482.792 butir dengan nilai Rp 109,6 milyar. Beberapa minggu lalu Indonesia juga mulai ekspor perdana telur tetas ayam persilangan ke Myanmar.
Berdasarkan data BPS, menurut Amran, capaian ekspor sub sektor peternakan di Indonesia sangat fantastis, ekspor daging ayam tahun 2017 sebesar 325 ton atau meningkat 1800% dibandingkan tahun 2016. Sedangkan ekspor telur unggas sebanyak 386 ton atau meningkat 27,39% dibanding tahun 2016.
"Dan yang tidak kalah menarik lagi pada bulan April lalu kita sudah menginisiasi ekspor bibit kelinci ke Malaysia," ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut Amran juga memberikan bantuan ternak kelinci sebanyak 500 ekor kepada 25 petani miskin. Dengan rincian masing-masing rumah tangga memperoleh 20 ekor kelinci.
"Beternak kelinci ini peluang usahanya besar dan potensinya luar biasa untuk dikembangkan karena semakin banyaknya permintaan," katanya. (idr/hns)