Kondisi ini cukup menghebohkan. Berita tentang tembusnya dolar AS hingga Rp 14.000 menarik banyak pembaca detikFinance.
Bagaimana tidak, mata uang garuda, rupiah, terbilang cukup lama terombang-ambing yang disebabkan amukan dolar AS. Apa yang menjadi kekhawatiran pun terjadi, dolar AS tembus Rp 14.000, meskipun masih jauh dari batas stress test Rp 20.000 seperti yang dibocorkan OJK.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemarin Sore Dolar AS Tembus Rp 14.000
Foto: Rachman Haryanto
|
Pelemahan pun berlanjut hingga Senin 7 Mei 2018. Pada siang hari dolar AS semakin melemah dari posisi Rp 13.935 menuju Rp 13.960. Menjelang sore dolar AS sudah tembus ke level Rp 13.995.
Saat memasuki senja, dolar AS pun tembus level Rp 14.000, tepatnya Rp 14.001 seperti dikuti dari Reuters. Ini merupakan level tertinggi dolar AS di sepanjang 2018.
Pemerintah Tanggapi Santai Penguatan Dolar AS
Foto: Rachman Haryanto
|
"Kurs kan sebenarnya belum masih bergerak lah dan itu sama-sama juga dengan yang lain kita nggak sendirian jangan dilihat sesuatu yang eneh dan mengkhawatirkan. Memang dia tembus tapi memang mestinya tidak berarti akan bertahan di angka itu," kata dia di Gedung Ali Wardhana, Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi, Senin (7/5/2018).
Darmin juga yakin, pihak Bank Indonesia (BI) selaku penjaga moneter tengah mempersiapkan langkah strategis untuk mengatasi pelemahan rupiah saat ini. Salah satunya dengan menaikan suku bunga acuan BI 7 days repo rate.
Mesk begitu, Darmin mengakui dampak kenaikan suku bunga acuan akan berdampak pada perlambatan pertumbuhan kredit di dalam negeri. Namun di sisi lain, dengan naiknya suku bunga acuan di dalam negeri bisa meredam penguaran dolar AS.
"Lho memang pada situasi fluktuasi, ya pilihannya satu dari dua. Nggak bisa dua duanya mempertahankan angka ini atau mempertahankan kurs yaa tidak bisa dua duanya dan sebenarnya kan, pertumbuhan ekonomi kita memang tidak terlalu bagus. Tapi jangan lupa pertumbuhan ekonomi di kwartal 1 cenderung sedikit lebih rendah dibanding sesudahnya," papar dia.
Rupiah Melemah, IHSG Tetap Melesat
Foto: Agung Pambudhy
|
Menutup perdagangan saham kemarin Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak ke zona hijau. IHSG ditutup di level 5.885,098 (1,60%) naik dari posisi kemarin sore di level 5.814,956.
Meski naik cukup agresif, namun IHSG belum bisa kembali ke level 6.000.
Pada perdagangan preopening, IHSG bertambah 22,611 poin (0,39%) ke level 5.814,956. Indeks LQ45 juga ikut naik 5,6709 poin (0,62%) ke level 925,793.
Membuka perdagangan, Senin (7/5/2018) IHSG naik 29,113 poin (0,50%) ke level 5.821,458. Indeks LQ45 naik 6,927 pin (0,68%) ke level 926,420.
Pada pukul 09.05 waktu JATS, IHSG semakin menguat dengan kenaikan 37,460 poin (0,65%) ke 5.829,805. Indeks LQ45 naik 8,076 poin (0,88%) ke 928,199.
Laju penguatan masih berlanjut hingga jeda perdagangan siang ini. IHSG naik 49,060 poin (0,85%) ke 5.841,405. Indeks LQ45 juga naik 11,171 poin (1,21%) ke 931,294.
Posisi tertinggi yang sempat dicatatkan IHSG berada di 5.885,098 dan terendah di 5.808,189. Laju IHSG terpantau cukup moderat dengan frekuensi perdagangan 404.603 kali transaksi sebanyak 10,1 miliar lembar saham senilai Rp 7,4 triliun.
Sembilan sektor saham kompak menguat. Penguatan paling tinggi dialami sektor consumer goods yagn naik sebesar 5,09% diikuti manufaktur 2,90%, pertambangan 1,37%, hingga sektor perdagangan yang naik tipis 0,05%.
Sementara itu, tiga indeks utama bursa AS kompak ditutup dalam zona hijau pada perdagangan akhir pekan kemarin. Indeks Dow Jones naik 1.39% ke level 24,262.51, S&P menguat 1.28% ke level 2,663.42, dan Nasdaq terangkat 1.71% ke level 7,209.62.
Menhub Khawatir Penguatan Dolar AS Hantam Industri Penerbangan
Foto: Menhub Budi Karya. (Wildan-detikcom)
|
Dijelaskannya, pelemahan rupiah berdampak bagi industri penerbangan lantaran biaya-biaya operasional yang menggunakan mata uang dolar. Seperti misalnya biaya sewa pesawat oleh perusahaan maskapai penerbangan.
Selain itu, biaya bahan bakar avtur untuk menggerakkan pesawat juga mengacu pada nilai mata uang dolar.
"Ngaruhnya ke harga pokok. Kalau semua itu kan mereka leasingnya dalam dolar," kata Budi Karya di kantornya, Senin (7/5/2018).
Melihat pergerakan nilai tukar dolar yang terus menguat, Budi juga berencana membahas masalah ini dengan perusahaan di sektor penerbangan.
"Makanya kita mesti bahas. Saya harus bicara dengan teman-teman operator supaya bisa tetap mendapatkan harga yang kompetitif," jelasnya.
Dia pun berharap penguatan dolar AS terhadap rupiah hanya bersifat sementara.
Halaman 2 dari 5