Dirut Pupuk Indonesia Buka-bukan Soal Dampak Dolar AS Rp 14.000

Dirut Pupuk Indonesia Buka-bukan Soal Dampak Dolar AS Rp 14.000

Selfie Miftahul Jannah - detikFinance
Selasa, 08 Mei 2018 19:03 WIB
Ilustrasi Pupuk (Foto: Yakub Mulyono)
Jakarta - Harga pupuk bisa lebih mahal karena saat ini Dolar Amerika Serikat (AS) terus mencatatkan penguatan. Pagi ini saja, dolar AS sudah bertengger di Rp 14.027 yang merupakan posisi tertinggi sejak awal tahun.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Aas Asikin Idat, menjelaskan penguatan dolar terhadap rupiah begitu berpengaruh biaya produksi. Karena dalam proses pembuatan pupuk pihaknya membutuhkan gas yang dibeli menggunakan dolar.

"Rupiah sangat berpengaruh, karena gas bayarnya bukan pakai rupiah, gas itu 70% dari komponen cost," kata dia di Gedung Kementerian BUMN, Selasa (8/5/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Untuk mengantisipasi penguatan dolar yang membuat ongkos pengeluaran atau produksi meningkat, pihaknya berusaha melakukan hedging atau asuransi uang. Selain itu juga pihaknya berusaha menggenjot produksi untuk ekspor.

"Solusinya cost kita maintance dan berusaha karena dolar naik kita usahakan ekspor dan hedging. Ekspor Vietnam, Bangladesh, China, Thailad, Australia dan Newzeland," papar dia.


Ia menekankan tentu dengan prioritas produksi pupuk untuk diekspor agar menutupi pengeluaran akibat dolar menguat. Ekspor hanya bisa dilakukan jika kebutuhan dalam negeri sudah terpenuhi.

"Ekspor dilaksanakan setelah dalam negeri terpenuhi. Ekspornya 700.000 ton, di tahun 2018. Ingin lebih dari itu, kembali lagi kalau ada banjir ada replanting berarti harus diperbantukan," kata dia. (dna/dna)

Hide Ads