Dirjen Perhubungan Laut Agus H Purnomo menginstruksikan jajarannya untuk memantau, mengawasi dan mengendalikan keadaan. Ini agar keamanan sarana dan prasarana transportasi laut tetap terjaga. Selain itu juga untuk memastikan aktivitas di pelabuhan, termasuk Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya berjalan normal.
"Tidak ada ruang untuk aksi teror dalam bentuk apapun. Indonesia tidak pernah takut atas segala upaya teror yang dilakukan. Kami tidak takut," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima detikFinance, Minggu (13/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai Junaidi mengatakan sarana dan prasarana transportasi laut di Indonesia terutama di Surabaya saat ini berjalan normal.
Junaidi menjelaskan standar pengamanan di pelabuhan sudah berjalan baik sesuai International Ship and Port Facilities Security (ISPS) Code. Namun pihaknya akan tetap meningkatkan pengawasan pasca ledakan bom di Surabaya.
"Kepada seluruh personil keamanan di seluruh UPT Ditjen Hubla, agar memperketat dan meningkatkan pengawasan sistem keamanan sarana dan prasarana Terminal Penumpang, Pelabuhan, stasiun Vessel Traffic Services (VTS), Stasiun Radio Operasi Pantai (SROP), Terminal Khusus, Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS), dan objek vital lainnya," lanjutnya.
Pihaknya juga bakal menindak tegas aksi yang dapat mengancam keamanan dan keselamatan publik berkaitan dengan sektor perhubungan laut.
"Menindak tegas bentuk aksi yang dapat mengganggu keamanan dan keselamatan serta kelancaran pelayanan kepada masyarakat. Tetap waspada terhadap potensi ancaman gangguan keamanan dan keselamatan," tambahnya. (zlf/zlf)