Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman menjelaskan, masa penawaran akan berlangsung mulai 14 Mei hingga 25 Mei 2018. Menurut Luky penjualan surat utang pemerintah ini bertujuan untuk mempermudah akses masyarakat berinvestasi di surat berharga negara (SBN) ritel.
"Inovasi penerbitan secara online melalui sistem elektronik yang disediakan mitra distribusi yang memiliki interface dengan sistem online ini akan mempermudah orang dalam membeli SBR003," kata Luky dalam acara peluncuran SBR003 di Ciputra Artpreneur, Jakarta, Senin (14/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luky menjelaskan, minimum pemesanan untuk surat utang pemerintah ini sebesar Rp 1 juta dengan kelipatan Rp 1 juta. Kemudian maksimum pemesanan Rp 3 miliar. Bunga atau kupon yang diberikan 6,8% per tahun dengan jangka waktu 2 tahun.
"Bunga yang diberikan mengambang dengan tingkat kupon minimal (floating with floor) jadi sesuai dengan suku bunga acuan BI-7days reverse repo rate," ujar dia.
Pembayaran kupon akan dilakukan pada tanggal 20 setiap bulannya. Pembayaran kupon pertama kali dilakukan pada 20 Juni 2018. Untuk masyarakat yang berminat untuk berinvestasi di SBR003 ini dapat menghubungi 9 mitra distribusi yang telah ditetapkan melayani pemesanan pembelian secara langsung melalui sistem elektronik bank
Para penjual itu antara lain: PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Permata Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, PT Bareksa Portal Investasi, PT Star Mercato Capitale (tanamduit) dan PT Investree Radhika Jaya.
Baca juga: Mengapa Surat Utang Pemerintah Sepi Peminat? |