Jakarta -
Jakarta akan dilengkapi kereta layang atau loop line. Saat ini, pemerintah sedang mendorong badan usaha untuk menjadi pemrakarsa proyek tersebut.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada Jumat (11/5) mengatakan loop line bertujuan untuk mengatasi masalah perlintasan sebidang, sehingga tidak menghalangi laju kendaraan serta mengurangi kecelakaan.
"Loop line itu pada dasarnya meng-
improve jalan kereta api lingkar Jakarta, menjadi
elevated, supaya tidak ada lintasan sebidang. Kalau tidak ada lintasan sebidang ada dua hal paling diuntungkan, tidak interupsi perjalanan. Kedua mengurangi kecelakaan," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi Karya mengatakan, loop line akan menghubungkan beberapa titik. Di antaranya, Serpong, Tanah Abang, Kota, Kemayoran, Manggarai.
Rencananya, loop line dibangun tahun depan. Menurut Budi Karya, konsep loop line mirip dengan light rail transit (LRT). PT Adhi Karya (Persero) Tbk pun berminat terlibat dalam menggarap proyek tersebut.
Simak informasi selengkapnya.
PT Adhi Karya (Persero) Tbk bersiap membangun kereta layang atau loop line di Jakarta. Dalam pengerjaan proyek ini akan dilakukan oleh konsorsium yang terdiri dari tiga badan usaha.
Nantinya, badan usaha yang terlibat dalam konsorsium adalah Adhi Karya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dan PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. Pihaknya sudah menyurati Kementerian Perhubungan.
"Kita baru berkirim surat ke Kementerian Perhubungan, dengan tembusan ke Pak Gubernur (Anies Baswedan). Kan ada kontribusi pusat dan daerah," kata Direktur Operasi II Adhi Karya Pundjung Setya Brata di Jakarta, Selasa (15/5/2018).
Namun selaku operator belum ditentukan. Yang berkemungkinan mengoperatori loop line ini adalah PT KAI (Persero).
"Kita lihat. Tapi pasti kita beri first opsi kepada KAI ya," ujarnya.
PT Adhi Karya (Persero) Tbk bakal membangun kereta layang atau loop line di Jakarta. Berdasarkan perhitungan awal, pihaknya memperkirakan butuh dana sekitar Rp 13 triliun.
Direktur Operasi II Adhi Karya Pundjung Setya Brata mengatakan, panjang lintasan loop line ini kemungkinan mencapai 26 kilometer (km). Modal yang dibutuhkan sekitar Rp 500 miliar per km. Artinya dengan total panjang 26 km, butuh dana Rp 13 triliun.
"Panjangnya 26 km. Kalau kita, pada harga market itu kan untuk satu km kira-kira setengah triliun atau Rp 500 miliar lah. Tapi ini akan kita hitung lagi karena kita pakai banyak struktur portal. Istilahnya mengangkangi jalur eksisting" katanya.
Pihaknya masih harus mendesain detailnya untuk memastikan berapa nilai investasi yang dibutuhkan untuk proyek tersebut.
Lalu, untuk skema pendanaannya sendiri opsi yang sudah dipertimbangkan oleh perusahaan adalah dengan skema availability payment, alias skema pembayaran atas ketersediaan layanan.
PT Adhi Karya (Persero) Tbk memperkirakan butuh waktu lima tahun untuk menghadirkan kereta layang atau loop line di Jakarta. Pihaknya pun sedang melakukan kajian awal sebelum dilakukan pembangunan.
Direktur Operasi II Adhi Karya Pundjung Setya Brata mengatakan perkiraan waktu tersebut dengan menimbang panjang lintasan kereta yang bakal dibangun, kira-kira mencapai 26 kilometer (km) ini.
"Kalau 26 km, 4 tahun konstruksi. feasibility study (fs/studi kelayakan) sekitar 1 tahun. Total 5 tahun," katanya.
Pihaknya pun sudah menyuruti proposal ke Kementerian Perhubungan terkait proyek kereta layang tersebut. Masih butuh tahapan panjang sebelum konstruksi bisa benar-benar dilaksanakan.
"Ada paparan, lalu pra fs. Setelah itu kalau ini oke masuk lagi fs. Kemudian serahkan ke KPBU (kerjasama pemerintah dengan badan usaha," jelasnya.
PT Adhi Karya (Persero) Tbk berminat menjadi investor proyek pembangunan kereta layang atau loop line di Jakarta. Saat beroperasi nanti, transportasi massal ini bakal terhubung dengan KRL Jabodetabek.
Direktur Operasi II Adhi Karya Pundjung Setya Brata mengatakan, setidaknya ada empat titik stasiun yang bisa diintegrasikan dengan KRL Jabodetabek, yakni Stasiun Jatinegara, Manggarai, Tanah Abang, dan Bukit Duri.
"Menghubungkan Jatinegara, Manggarai, Tanah Abang, kemudian Bukit Duri," katanya.
Loop line ini pun akan menyentuh titik-titik yang belum dijangkau oleh KRL Jabodetabek. Kemungkinan akan melewati 15 sampai 20 stasiun.
"Kalau kita punya 26 km (panjang lintasan), ya kira kira akan ada 20 sampai 15 stasiun. Empat stasiunnya integrasi, dan stasiun stasiun lain adalah stasiun untuk melayani arus penumpang yang sekarang ini belum terlayani," ujarnya.
PT Adhi Karya (Persero) Tbk tengah melakukan kajian proyek pembangunan kereta layang atau loop line di Jakarta. Transportasi berbasis rel ini berkemungkinan memiliki kecepatan 90 kilometer (km) per jam tanpa masinis.
Direktur Operasi II Adhi Karya Pundjung Setya Brata mengatakan pihaknya sedang mencari tingkat otomatisasi kereta atau Grade of Automation (GoA) yang cocok diterapkan di kereta layang tersebut nantinya.
"Nah ini akan kita lihat apakah akan langsung menuju pakai GoA 3 atau GoA 4. GoA adalah Grade of Automation. GoA 3 sudah otomatis tapi masih ada attendance-nya. Jadi kalau darurat dia masih bisa jalan di situ. Tapi negara maju sudah GoA 4. Kalau teknologi, kita masih dalam kajian lah," katanya di Jakarta, Selasa (15/5/2018).
Kemungkinan otomatisasi pada kereta layang ini akan mengadopsi sistem yang diterapkan di Light Rail Transit (LRT), yakni communication base train control (CBTC) alias kontrol kereta berbasis komunikasi.
Dia menyatakan kecepatan keretanya sendiri didesain mencapai 100 km per jam. Namun dalam pengoperasiannya, kereta ini nantinya bisa melaju dengan kecepatan hingga 90 km per jam.
"Desain kita 100 (km per jam), tapi operation 80-90 (km per jam)," tambahnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman