Meski sudah intensif melakukan diskusi, pihak Rio Tinto menegaskan belum ada kesepakatan yang diraih dan juga belum ada kepastian terkait penandatanganan kesepakatan.
Mengutip Reuters, Rabu (23/5/2018), kabar penjualan ini digaungkan setelah divestasi aset Rio Tinto tidak bisa memenuhi syarat pengembalian dan mendukung neraca keuangan juga membayar utang perusahaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembelian hak partisipasi Rio Tinto di Inalum sebagai bagian Indonesia dalam rangka mengambil 51% saham Freeport.
Inalum menyebut di awal bulan ini bahwa divestasi Freeport dalam mengendalikan saham masih sesuai rencana di 2018, meski pun harga dan skema kontrak masih dalam pembahasan.
Menurut analis dari Fat Prophets di Sydney, David Lennox, harga US$ 3,5 miliar yang ditawarkan Rio Tinto tidak terlalu besar, mengingat ukurannya dan neraca keuangan yang sehat.
"Saya menduga mereka melihat aset itu dan berpikir, 'Kita bisa melakukan yang lebih baik dengan modal, menginvestasikannya kembali ke operasi yang sudah ada atau memperbaiki neraca'." kata dia. (zlf/ang)