IKT akan mengalokasikan 50% dana hasil IPO untuk belanja modal (capital expenditure/capex), 25% untuk perpanjangan sewa lahan, dan sisanya untuk modal kerja.
"Hampir semua ekspor impor produk otomotif di Indonesia memanfaatkan terminal kendaraan IKT, karena IKT adalah satu-satunya perusahaan yang mengelola terminal komersial, yang memberikan jasa pelayanan terminal kendaraan di Indonesia. Ini membuat IKT akan terus tumbuh menjadi salah satu terminal kendaraan terbesar dan modern di Asia, bahkan dunia," kata Direktur Utama IPC Elvyn G Masassya dalam keterangan tertulis (30/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PT IKT menggelar penawaran awal atau bookbuilding pada 24 Mei hingga 22 Juni 2018. Harga penawaran umum saham perdana (IPO) akan ditetapkan pada 25 Juni 2018, sementara pencatatan perdana saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan pada 10 Juli 2018.
Elvyn menjelaskan, Indonesia adalah negara dengan penjualan mobil terbesar ke-17 di dunia dan nomor satu di Asean. Secara produksi, Indonesia ada di peringkat ke-18 dunia, dan nomor dua di ASEAN.
PT IKT menyediakan jasa terminal yang disiapkan tak hanya untuk mobil, melainkan alat berat, truk, bus, dan suku cadang. Perseroan mengelola lahan seluas 31 hektare dengan kapasitas 700.000 unit kendaraan per tahun.
PT IKT menargetkan lahan seluas 89,5 hektare dengan kapasitas 2,1 juta kendaraan pada 2022 nanti. Dengan demikian, perseroan diproyeksikan menjadi pengelola terminal mobil terbesar ke-5 di dunia.
Pada 2017, PT IKT membukukan pendapatan sebesar Rp 422,1 miliar, meningkat dibandingkan 2016 yang sebesar Rp 314,3 miliar. EBITDA naik menjadi Rp 175,4 miliar dari Rp 133,4 miliar. Laba kotor naik menjadi Rp 208,6 miliar dari Rp 164,5 miliar, dan laba bersih melonjak menjadi Rp 130,1 miliar dari Rp 98,4 miliar. (dna/dna)