Pertemuan yang berlangsung di Singapura itu dinilai dapat meredam ketegangan kedua negara tersebut soal nuklir.
"Saya pikir dampaknya positif. Minimal bisa mengurangi tensi konflik global yg ditimbulkan oleh Korut," kata Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Prasetiantono saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Senin (11/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Tony, kebijakan Kim Jong Un yang kontroversial, menjadi salah satu faktor VUCA, terutama dalam hal uncertainty dan complexity.
"Redanya tensi akan menyebabkan perekonomian global menjadi lebih 'anteng', stabil. Dampaknya bisa kepada gairah investasi, stabilitas harga minyak, dan seterusnya. Ini sangat positif," tambah dia.
Sementara itu, Peneliti dari INDEF Bhima Yudhistira mengungkapkan, pertemuan Kim Jong Un dengan Donald Trump bisa mendorong penguatan nilai tukar dan bursa saham kawasan Asia.
Selain itu, kata Bhima, pertemuan itu juga memberikan efeknya positif untuk netralisir ketegangan di Semenanjung Korea.
"Kalau pertemuannya berhasil dan menghasilkan suatu kesepakatan bersama yang clear dan positif antara Trump dan Kim, bisa dorong penguatan kurs dan bursa saham di kawasan Asia," kata Bhima.
'Pesona Sentosa Island yang Jadi Saksi Sejarah Trump-Kim'! Saksikan video selengkapnya di 20Detik:
(ang/ang)